Liputan6.com, Jakarta Mhlengi Gwala, atlet triathlon asal Afrika Selatan, yang menjadi korban perampokan brutal mulai membaik. Pria berusia 27 tahun tersebut bahkan sudah mulai bersedia menceritakan pengalaman mencekam yang dialaminya saat tengah bersepeda, pekan lalu.
Gwala merupakan salah seorang atlet triathlonyang masuk dalam program atlet elite di Afrika Selatan. Dia sudah dua kali mewakili negaranya di ajang internasional.
Baca Juga
Advertisement
Gwala menjadi korban perampokan saat menjalani latihan di dekat University of KwaZulu, Durban, Selasa pagi sekitar pukul 03.15 waktu setempat. Seperti dilansir AS, saat itu dia tengah bersepeda ketika tiga orang menghentikan dan menyeretnya ke semak-semak.
Di bawah ancaman, Gwala lalu menawarkan uang dan telepon genggamnya. Namun para perampok justru menjatuhkannya dan langsung memotong kakinya dengan gergaji mesin.
"Mereka memotong (kaki) ku, lalu pria yang memotong berhenti dan pergi mencari sesuatu. Saya tidak tahu apa yang dicarinya. Tapi dia kemudian datang lagi dan berkata (kepada yang lain),'ayo pergi'. Lalu mereka melarikan diri," kata Gwala kepada The Independent.
Gwala sama sekali tidak mengenali ketiga perampok tersebut. Dia juga mengatakan bila bahasa yang mereka gunakan aneh. "Itu bahasa yang aneh dan lucu. Saya tidak mengerti satu katapun. Mereka tidak berbicara dalam bahasa Zulu," beber Gwala menceritakan.
Bantuan Satpam
Setelah perampok kabur, penderitaan Gwala belum juga berakhir. Sebab dia berusaha menelepon polisi untuk meminta bantuan, tetapi tidak mendapat respons sama sekali.
Dengan kondisi kaki terluka parah, dia akhirnya menyeret dirinya ke pinggir jalan. Dia berusaha meminta bantuan kepada siapapun yang melintasi jalan raya di depannya.
"Beberapa satuan pengamanan (dari Fidelity Security Regional) lalu menghentikan mobilnya dan saya katakan kepada mereka agar segera melarikan saya ke rumah sakit," kata Gwala.
"Mereka lalu membawa saya ke Albert Luthuli Hospital," beber Gwala.
Gwala harus menjalani serangkaian operasi terhadap kakinya yang terluka parah.
Advertisement
Galang Dana
Pihak kepolisian masih menyelidiki motif di balik penyerangan tersebut. Sementara warganet yang mendengar pengalaman mengerikan itu mulai bergerak mengumpulkan sumbangan lewat kampanye "Kembalikan Mhlengi ke sepadanya".
"Kami ingin mengumpulkan sumbangan untuk mebantunya dalam pembiayaan medis, transportasi, sepeda pengganti, biaya rehabilitasi," tulis penggagas kampanye tersebut.
"Kami ingin melihatnya kembali ke sepedanya."