Hacker Mahasiswa Surabaya Bobol Sistem di 44 Negara

Laporan adanya pembobolan 600 website di 44 negara berawal dari pusat pelaporan kejahatan di New York, Amerika Serikat.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 13 Mar 2018, 16:09 WIB
Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Argo Yuwono menunjukkan laptop beserta barang bukti lainnya kasus ilegal akses terhadap sistem elektronik di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (13/3). (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Tiga mahasiswa Surabaya pelaku pembobolan 600 website dalam dan luar negeri ternyata telah meretas sistem di 44 negara. Para hacker yang menjadi bagian dari Komunitas Surabaya Black Hat (SBH) itu melancarkan aksinya dengan menggunakan metode SQL Injection untuk merusak database.

"Total ada 44 negara dan tidak menutup akan bertambah. Ini masih dalam lidik," ujar Kasubdit Cyber Crime Ditreskrimsus Polda Metro Jaya AKBP Roberto Pasaribu di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (13/3/2018).

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan, pihaknya mengungkap kasus tersebut setelah menerima informasi dari pusat pelaporan kejahatan di New York, Amerika Serikat bahwa terdata puluhan sistem berbagai negara rusak.

Setelah ditelusuri, ternyata pelakunya menggunakan IP Address yang berada di Indonesia, tepatnya Surabaya.

"Kita kerjasama dan mendapat informasi itu. Kita analisa sampai dua bulan berdasarkan informasi dari FBI itu," kata Argo.


3 Ribu Sistem Dirusak

Ilustrasi Hacker (iStockPhoto)

Menurut Argo, tidak hanya 600 website yang berhasil diretas. Dalam pengembangan, ada 3 ribu sistem yang jadi sasaran hacking para pelaku berinisial NA (21), KPS (21), dan ATP (21) itu.

"Jadi memang targetnya ada enam orang tetapi hanya menangkap tiga," pungkas Argo Yuwono.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya