Liputan6.com, Jakarta - Fisikawan terkemuka Stephen Hawking, meninggal dunia di usianya yang ke-76 tahun. Kabar duka tersebut sudah dikonfirmasi oleh keluarga Stephen Hawking.
Menurut informasi yang dilansir BBC, Rabu (14/3/2018), anak-anak Hawking, yakni Lucy, Robert, dan Tim Hawking sudah mengonfirmasi langsung kabar tersebut.
"Ayah tercinta kami telah meninggal dunia pada hari ini. Kami sangat berdukacita," kata Lucy.
"Ia adalah ilmuwan terhebat dan pria terbaik, yang mana karya dan warisannya akan terus hidup di dunia sains dan teknologi untuk bertahun-tahun lamanya," sahut Robert.
Baca Juga
Advertisement
Diduga kuat, penyebab meninggalnya pria yang dikenal dengan teori di bidang fisika kuantum tersebut karena komplikasi penyakit sklerosis lateral amiotrofik.
Untuk diketahui, kiprah Hawking sebagai fisikawan ternama di dunia patut diapresiasi. Kontribusi terbesarnya di bidang fisika kuantum meliputi beberapa teori, mulai teori kosmologi, gravitasi kuantum, lubang hitam, dan radiasi Hawking.
Selama beberapa tahun terakhir, Hawking mengungkap kalau ilmu dan teknologi bisa berpotensi mengancam manusia.
Dalam sebuah kesempatan, Hawking memperingatkan bahwa kemajuan ilmu dan teknologi dapat mengancam eksistensi manusia.
Bisa Mengancam Manusia
Menurut dia, kemajuan dalam bidang ilmu dan teknologi lambat laun dapat mengancam kehidupan manusia itu sendiri. Hawking menuturkan, senjata nuklir dan virus yang direkayasa genetik jelas dapat membahayakan eksistensi manusia jika tidak diatur.
"Kita (manusia) tidak akan berhenti membuat kemajuan maupun sebaliknya. Jadi kita harus mengenali bahaya yang mungkin terjadi dan dapat mengendalikannya," ujar Hawking seperti dikutip dari laman The Guardian, Jumat (22/1/2016).
Tak hanya itu, Hawking juga memperkirakan bahwa bencana alam di Bumi juga dapat mengancam kehidupan manusia setidaknya satu sampai 10 ribu tahun ke depan. Namun, bukan berarti ketika itu manusia tidak dapat bertahan.
Selamat jalan, Stephen Hawking.
(Jek/Ysl)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Advertisement