Liputan6.com, Nazca - Seorang ilmuwan yang menemukan "mumi" dengan tiga jari di Peru beberapa waktu lalu, mengklaim bahwa fosil tersebut bukanlah manusia, melainkan alien.
Dikutip dari laman News.co.au, Rabu (14/3/2018), Profesor Konstantin Korotkov dari Universitas Riset Nasional Rusia mengatakan, penemuan yang ia dapati bersifat humanoid, tapi tidak homosapien.
Ia juga telah memeriksa mumi secara menyeluruh yang bersama rekan-rekan temukan di Nazca, Peru. Diprediksi usianya mencapai 6.500 tahun yang lalu.
Baca Juga
Advertisement
"Masing-masing mumi ini punya dua lengan yang kecil, dua kaki, satu kepala, sepasang mata dan juga mulut," kata Korotkov.
"Pemindaian tomografi mengungkapkan bentuk kerangka mumi. Jaringannya memiliki sifat biologis dan DNA-nya menampilkan 23 pasang kromosom sama seperti yang kita miliki. Mereka tampak seperti manusia, tapi nyatanya tidak," kata dia.
Sama seperti Korotkov, dokter Edson Vivanco juga menyimpulkan yang sama bahwa fosil itu adalah makhluk non-manusia.
"Saat ini, kami masih sedang mempelajari penemuan itu. Meski demikian, kami memiliki banyak bukti untuk membuktikan bahwa apa yang kami percayai itu nyata," ujar Vivanco.
Rekaman mumi yang diklaim sebagai alien itu dirilis pada Juni 2017 lalu di Peru. Video itu diunggah oleh sebuah situs berbayar sehingga memperoleh keuntungan karena banyak pihak yang penasaran dengan rupanya.
Saksikan juga video berikut:
Rupa Mumi Berjari Tiga
Dr José de Jesús Zalce Benítez, pakar forensik dari National School of Medicine of Mexico dan Natalia Zaloznaja MD PhD, pimpinan analisis citra di Lembaga Kedokteran MIBS terlibat dalam pemeriksaan awal.
Tubuh itu memiliki tinggi 168 sentimeter dengan proporsi yang amat mirip manusia. Perbedaan yang jelas, selain tengkorak yang memanjang, adalah 3 jari pada tangan dan ketiadaan hidung dan telinga. Hanya ada satu lubang di tempat hidung dan satu lubang di tempat telinga.
Dalam video, Dr Korotkov menjelaskan, bahwa keanehan itu bukan kecacatan, melainkan karena individu itu adalah "makhluk lain, humanoid lain".
Temuan itu bukan satu-satunya contoh keberadaan tengkorak memanjang di Peru. Sebelumnya, ada 300 tengkorak di suatu kawasan pemakaman di Paracas, Peru yang menjadi temuan terbanyak tengkorak memanjang di seluruh dunia.
Penyebab memanjangnya tengkorak-tengkorak itu masih menjadi perdebatan, demikian juga dengan asal muasalnya. Uji DNA mengarah kepada asal muasal di Eropa dan Timur Tengah.
Salah satu ciri aneh tengkorak-tengkorak memanjang itu adalah tempat kedudukan foramen magnum, yaitu titik pertemuan syaraf tulang belakang dengan tengkorak. Ukuran tengkorak juga lebih besar den lebih berat.
Advertisement