Cek Gejala Depresi pada Ayah Baru

Banyak ayah terutama yang baru memiliki anak tak menyadari kalau sedang mengalami depresi. Cek gejala ayah baru depresi di sini.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Mar 2018, 20:30 WIB
Depresi pada ayah baru punya anak (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Bukan cuma ibu, pria yang baru menjadi ayah juga bisa depresi usai istri melahirkan. Para ayah baru ini bisa mengalami panik, khawatir, tak percaya diri, stres tinggi yang bila tak diatasi bisa memicu depresi.

"Kehadiran bayi mengubah rutinitas yang sudah mapan, penyesuaian pun harus dilakukan segera saat itu juga. Ibu fokus kepada bayi dan ayah kadang merasa 'terasing'. Atau malah merasa tidak memiliki si bayi. Hal ini bisa memicu depresi," kata psikoterapis Will Courtenay, Ph.D.

Sayangnya, banyak ayah terutama yang baru memiliki anak tak menyadari kalau sedang mengalami depresi. Justru sikap para ayah dirasakan oleh orang di sekitarnya. Seperti menjauh dari bayi, tak betah di rumah, dan malah menghabiskan banyak waktu di luar.

"Gejala depresi pria berbeda dengan yang dialami wanita. Pria cenderung sangat mudah tersinggung, marah dan meledak-ledak. Napasnya jadi pendek dan seperti kehilangan gairah hidup, termasuk gairah seksual," ujar Courtenay.

 

 

Saksikan juga video menarik berikut:

 


Perhatikan gejala depresi pada ayah baru

Depresi pada ayah baru punya anak (iStockphoto)

Ada beberapa hal yang bisa muncul dan harus diperhatikan saat seorang ayah baru dicurigai mengalami depresi. Courtenay menekankan pada perubahan sikap yang drastis. Yaitu lebih suka menyendiri, menarik diri, padahal biasanya selalu terlibat penuh dengan aktvitas keluarga.

" Lihat apakah ia biasa bersikap meledak-ledak, mudah tersinggung, lalu apakah seperti merasa asing dengan bayinya? Mungkin pernah melihatnya termenung seperti memiliki pikiran yang kosong dan sangat sulit diajak berkomunikasi," ungkap Courtenay.

Jika gejala-gejala tersebut muncul, segera cari bantuan. Berkonsultasilah dengan psikolog atau psikiater untuk terapi yang lebih komprehensif. Mendiamkan gejala tersebut bisa berdampak buruk pada kondisi dan kestabilan rumah tangga.

Sumber: dream.co.id

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya