Hadir di Milad IMM, Ketua DPR Minta Pemuda Hindari Paham Radikal

Bambang mengingatkan semua pihak agar mewaspadai munculnya paham dan ajaran yang ingin mengganti ideologi Pancasila

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Mar 2018, 02:35 WIB
Ketua DPR RI Bambang Soesatyo. (Istimewa).

Liputan6.com, Jakarta - Ketua DPR RI Bambang Soesatyo menyatakan, dialog dan musyawarah harus menjadi jalan utama dalam menyelesaikan konflik ataupun perbedaan.  Penyelesaian melalui kekerasan seperti demonstrasi yang anarkis tidak boleh lagi dilakukan untuk membereskan masalah.

"Dahulukan cara dialog dan musyawarah dalam menyelesaikan masalah. Kalau tidak bisa juga, biarkan hukum menjadi jalan terakhir. Di situlah sejatinya kehidupan demokrasi yang berkeadaban," ucap Bambang saat menyampaikan orasi politik pada Milad Akbar Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) ke-54 di Yogyakarta, Rabu, 14 Maret 2018.

Bambang dalam kesempatan itu juga mengingatkan semua pihak agar mewaspadai munculnya paham dan ajaran yang ingin mengganti ideologi Pancasila. Misalnya, munculnya ideologi khilafah atau ancaman bangkitnya komunisme.

Menurut dia, negara yang berdasar Pancasila merupakan bentuk ideal dan sudah final bagi bangsa Indonesia. Karena itu, Pancasila harus dipertahankan sekalipun dengan mengorbankan jiwa dan raga.

"Jika taruhannya adalah ideologi Pancasila, tegaknya NKRI serta persatuan dan kesatuan bangsa, maka tidak boleh ada keraguan sedikitpun untuk menyatakan sikap dengan tegas. Ideologi Pancasila harga mati," tegas pria yang biasa disapa Bamsoet itu.

 


Dorong Ekonomi Berkeadilan

Ketua DPR Bambang Soesatyo memberi keterangan usai petemuan tertutup di KPK, Jakarta, Senin (12/3). Dalam pertemuan tersebut KPK juga mendengarkan masukan dari berbagai instansi DPR, Polri, Kejaksaan Agung, MA, MK dan dll. (Merdeka.com/Dwi Narwoko)

Mantan Ketua Komisi III DPR RI ini juga mengajak semua pihak untuk berjuang bersama mengatasi kesenjangan sosial yang masih terjadi di masyarakat. Bamsoet mengatakan, pemerintah memang sudah bekerja keras menurunkan angka rasio gini dari 0,41 menjadi 0,38.

Hanya saja, katanya, kesenjangan sosial dan ekonomi masih tetap ada di masyarakat. Karena itu, semua pihak harus bekerja sama mengentaskan 27 juta rakyat yang masih di bawah garis kemiskinan.

"Kebijakan ekonomi berkeadilan harus kita dorong, program redistribusi aset harus kita jalankan. Demikian pula pemberdayaan UMKM dan pengentasan kemiskinan harus kita sukseskan," tutur Bamsoet.

Dalam kesempatannitu, Bamsoet juga meminta IMM menjadi tenda besar bagi kemajemukan kaum muda Indonesia. IMM harus menjadi pelopor terdepan di kalangan generasi muda untuk merangkul semua kelompok, golongan, etnis dan agama.

"Mari kita perkuat kembali sendi-sendi kebangsaan, membangun solidaritas dan kebersamaan sebagai bangsa. Kita harus tempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan kelompok dan golongan. Kita adalah Indonesia," Bambang Soesatyo menandaskan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya