PDIP Bikin Daftar Cawapres Jokowi, Ada Puan dan AHY

Nama-nama cawapres Jokowi berasal dari perwakilan beberapa partai koalisi dan di luar gerbong pemerintahan.

oleh Ika Defianti diperbarui 15 Mar 2018, 08:07 WIB
Presiden Joko Widodo memasuki ruangan untuk menerima kunjungan delegasi US Asean Business Council di Istana Merdeka, Selasa (13/3). Salah satu reformasi itu untuk meningkatkan ranking Kemudahan Berusaha. (Liputan6.con/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Sekjen PDIP Ahmad Basarah menyatakan, partai pengusung Joko Widodo atau Jokowi di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 ini telah mempunyai beberapa daftar calon pendamping.

Dia mengatakan, nama-nama tersebut ada perwakilan dari beberapa partai koalisi dan partai di luarnya. Basarah menyebut beberapa sosok cawapres dari Jokowi.

Basarah mengungkapkan, calon pendamping itu adalah Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Ketua Umum PPP Romahurmuziy atau Romi, hingga putra Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Agus Harimurti Yudhoyono.

"Tentu semua cawapres yang muncul Pak Muhaimin Iskandar Ketum PKB. (Kalau internal partai) Ada Puan Maharani dan lain-lain masuk list kita," kata Basarah di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (14/3/2018).

Dia menjelaskan partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu saat ini terus melakukan pengkajian terhadap semua calon. Karena hal itu, Basarah mengharapkan komunikasi dan kerja sama politik bersama petinggi partai dapat mendapatkan kesepakatan bersama.

Meskipun nantinya memang, kesepakatan untuk cawapres Jokowi hanya untuk satu orang.

"Bahwa kita bisa terus bersama-sama walaupun tanpa keputusan akhir adalah menjadikan mereka sebagai cawapres," papar dia.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Kerja Sama Semua Bidang

Presiden Joko Widodo berdialog dengan petani saat penyaluran SK IPHPS di Tuban, Jawa Timur, Jumat (9/3). Pada 2018 ini, Program Perhutanan Sosial akan diperluas ke 3 Kabupaten, yaitu Malang, Blitar, dan Bojonegoro. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Basarah menambahkan, bentuk kerja sama bersama partai koalisi tidak harus untuk cawapres saja, tetapi dalam bentuk lainnya.

"Banyak sekali bentuk kerja sama politik itu, bisa di kabinet, lembaga negara. Banyak macam kerja sama politik itu," tandas Basarah.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya