INSA: Jumlah Pekerja Wanita di Sektor Kemaritiman Masih Minim

Per 9 Maret 2018, jumlah pelaut perempuan mencapai 10,320 orang dari total jumlah pelaut yang ada yakni 899,768 orang.

oleh Nurmayanti diperbarui 15 Mar 2018, 11:45 WIB
ilustrasi kemaritiman. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum Indonesian National Shipowners’ Association (INSA) Carmelita Hartoto berharap kaum perempuan turut terjun menggeluti dunia kemaritiman. Apalagi, jumlah pekerja wanita di sektor ini masih minim.

“Tidak ada perbedaan perlakuan antara laki-laki dan perempuan di dunia maritim Indonesia. Mereka memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang,” jelas Carmelita, Kamis (15/3/2018).

Dia menyampaikan ini saat menjadi tamu kehormatan pada acara Pameran dan Konfrensi Asia Pacific Maritime (APM) ke-15 di Singapura. Acara yang berlangsung di Marina Bay Sands, Singapura, digelar selama tiga hari dari 14 hingga 16 Maret 2018 dan dihadiri seluruh pelaku kemaritiman dan stakeholder kemaritiman dunia.

Dia menuturkan, jumlah pelaut perempuan masih cukup sedikit jika dibandingkan pelaut laki-laki. Per 9 Maret 2018, jumlah pelaut perempuan mencapai 10,320 orang dari total jumlah pelaut yang ada yakni 899,768 orang.

Carmelita mengatakan peran perempuan dalam dunia kemaritiman sudah dimulai sejak lama. “Peran perempuan dalam kancah kemaritiman tidak bisa dipisahkan sejak lama, misalnya adanya Laksamana Malahayati yang dikenal sebagai pahlawan dan memimpin perjuangan perempuan Aceh pada abad ke 16,” jelas dia.

Perbedaan perlakuan gender antara perempuan dan laki-laki pada dunia maritim Indonesia sudah mulai mengikis seiring semakin besarnya peran perempuan di kancah maritim saat ini. Kesempatan berkembang bagi perempuan di dunia maritim sangat terbuka, tergantung dari kompetensi individu masing-masing.

Kendati begitu, katanya, peran perempuan dalam industri maritim Indonesia telah memasuki banyak bidang. Hal ini bisa dilihat dari beberapa jabatan strategis yang telah dipegang perempuan di dunia kemaritiman Indonesia sejak beberapa tahun terakhi

Peran perempuan itu misalnya, menjadi pelaku usaha pelayaran, menjadi pucuk pimpinan manajemen perusahaan pelayaran, pejabat di kementerian terkait kemaritiman, pakar hukum maritim dan konsultan hukum maritim.

Tonton Video Pilihan Ini:

 


Persamaan Hak dan Kewajiban

Ketua Umum INSA Carmelita Hartoto menjadi tamu kehormatan pada acara Pameran dan Konfrensi Asia Pacific Maritime (APM) ke-15 di Singapura. (Dok INSA)

Bagi masyarakat Indonesia, perempuan yang bekerja di sektor maritim bukan hal asing. Selain dirinya, salah satu Menteri Kelautan dan Perikanan pada pemerintahan saat ini adalah Susi Pudjiastuti yang sangat dihargai atas prestasi dan kinerjanya selama ini.

“Peran perempuan dan laki-laki di dunia maritim Indonesia sudah menuju arah positif dalam kesamaan pemberian hak dan kewajiban, kendati peran perempuan masih harus terus didorong,” tegas dia

Menurutnya, pemberdayaan perempuan pada sektor maritim bukan ditujukan menjadi pesaing bagi laki-laki, melainkan bersinergi antar keduanya.

“Karena dalam menjawab tantangan dan menangkap peluang masa depan di bidang maritim membutuhkan kolaborasi gender.”

Menteri Transportasi Singapura Lam Pin Min juga mengapresiasi peran dan keikutsertaan INSA dalam Pameran dan Konfrensi Asia Pacific Maritime (APM) ke-15 ini. Dirinya juga berharap, adanya peningkatan kerja sama sektor maritim antara Indonesia dan Singapura pada masa yang akan datang.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya