Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah sepanjang sesi pertama perdagangan saham Kamis pekan ini. Tekanan IHSG ini terjadi di tengah rilis data neraca perdagangan Februari tercatat defisit US$ 120 juta.
Pada penutupan sesi pertama perdagangan saham, Kamis (15/3/2018), IHSG melemah 33,43 poin atau 0,52 persen ke posisi 6.349,19. Indeks saham LQ45 tergelincir 0,73 persen ke posisi 1.043,84. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.
Pada sesi pertama, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.372,09 dan terendah 6.324,91. Ada sebanyak 176 saham melemah sehingga menekan IHSG. Sedangkan 143 saham menguat dan 127 saham diam di tempat.
Baca Juga
Advertisement
Total frekuensi perdagangan saham sekitar 188.877 kali dengan volume perdagangan 6,2 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 3,9 triliun. Aksi jual investor asing capai Rp 231,44 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) tertekan ke posisi Rp 13.738.
Sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham tambang naik 0,46 persen dan sektor saham konstruksi menguat 0,13 persen. Sektor saham infrastruktur melemah 1,29 persen, dan catatkan pelemahan terbesar. Disusul sektor saham keuangan merosot 0,93 persen dan sektor saham aneka industri tergelincir 0,46 persen.
Saham-saham yang menguat antara lain saham KMTR naik 24,81 persen ke posisi Rp 805 per saham, saham TAXI melonjak 14,86 persen ke posisi Rp 85, dan saham PT Asia Pacific Fibers Tbk naik 11,32 persen ke posisi Rp 118 per saham.
Saham-saham yang tertekan antara lain saham CANI melemah 15,09 persen ke posisi Rp 270 per saham, saham PDES merosot 12 persen ke posisi Rp 1.100 per saham, dan saham FINN turun 10,44 persen ke posisi Rp 163 per saham.
Bursa Asia kompak melemah. Indeks saham Hong Kong Hang Seng melemah 0,05 persen, indeks saham Jepang Nikkei susut 0,12 persen, indeks saham Shanghai tergelincir 0,27 persen. Kemudian indeks saham Singapura susut 0,49 persen dan indeks saham Taiwan merosot 0,09 persen.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca dagang pada Kamis pekan ini. BPS melaporkan Indonesia defisit USD 0,12 miliar pada Februari 2018. Hal tersebut meneruskan tren defisit yang juga terjadi pada Januari 2018 yang sebesar USD 670 juta.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, defisit ini dipicu defisit sektor migas USD 0,87 miliar, walaupun neraca perdagangan sektor nonmigas surplus USD 0,75 miliar.
"Neraca perdagangan Februari 2018 kembali mengalami defisit, karena ekspornya adalah sebesar USD 14,1 miliar, impornya USD 14,2 miliar. Jadi mengalami defisit tipis," ujar Suhariyanto di Kantor BPS, Jakarta, Kamis (15/3/2018).
Dia menjelaskan, nilai ekspor Indonesia pada Februari 2018 mencapai US$ 14,1 miliar atau menurun 3,14 persen dibandingkan ekspor Januari 2018. Sementara dibandingkan ekspor nonmigas Februari 2017 naik 11,3 persen.
Semantara dari sisi impor pada Februari 2018 mencapai US$ 14,21 miliar atau turun 7,16 persen dibandingkan Januari 2018. Sebaliknya jika dibandingkan Februari 2017 meningkat 25,18 persen.
"Ini perlu menjadikan perhatian karena selama tiga bulan berturut-turut neraca perdagangan kita defisit sejak bulan Desember, Januari dan Februari," tandas dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
IHSG Melemah di Awal Sesi
Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali lanjutkan pelemahan. Pergerakan IHSG ini mengikuti bursa global yang merosot.
Pada pra pembukaan perdagangan saham, Kamis (15/3/2018). IHSG melemah 15,94 poin atau 0,25 persen ke posisi 6.366,93. Pada pembukaan perdagangan saham pukul 09.00 WIB, IHSG susut26,39 poin atau 0,43 persen ke posisi 6.355.Indeks saham LQ45 tergelincir 0,85 persen ke posisi 1.041. Sebagian besar indeks saham acuan melemah.
Ada sebanyak 96 saham melemah sehingga menekan IHSG. Sedangkan 94 saham diam di tempat dan 57 saham menguat. Pada Kamis pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.372,09 dan terendah 6.335,98.
Total frekuensi perdagangan saham sekitar 13.073 kali dengan volume perdagangan saham 331,9 juta saham.. Nilai transaksi harian saham Rp 347,1 miliar. Investor asing melakukan aksi jual Rp 43,79 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat menguat ke posisi Rp 13.746.
10 sektor saham tertekan. Sektor saham infrastruktur tergelincir 1,06 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham tambang merosot 0,87 persen dan sektor saham keuangan tergelincir 0,85 persen.
Saham-saham yang menguat antara lain saham KMTR naik 5,43 persen ke posisi Rp 680 per saham, saham TAXI melonjak 5,41 persen ke posisi Rp 78, dan saham LPPF menanjak 2,9 persen ke posisi Rp 11.525 per saham.
Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham FINN turun 8,24 persen ke posisi Rp 167, saham LEAD merosot 3,17 persen ke posisi Rp 183, dan saham MEDC turun 2,23 persen ke posisi Rp 3.670 per saham.
Advertisement