Liputan6.com, Jakarta - PT Sky Energy Indonesia Tbk menetapkan harga penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) Rp 400 per saham. Sebelumnya rentang harga saham yang ditawarkan Rp 375-Rp 450 per saham.
Mengutip laman PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), seperti ditulis Kamis (15/3/2018), PT Sky Energy Indonesia Tbk menawarkan 203.256.000 saham dengan nilai nominal Rp 100. Jadi total dana yang diraup dari hasil penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) Rp 81,3 miliar.
Perseroan telah menunjuk PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek. Dana hasil IPO antara lain digunakan untuk belanja modal. Perseroan akan menggunakan dana IPO untuk membeli mesin dan peralatan lantaran pengembangan kegiatan usaha, pembelian tanah dan penambahan area produksi.
Baca Juga
Advertisement
Jadwal penawaran saham perdana (IPO) antara lain pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 13 Maret 2018. Masa penawaran umum pada 15-21 Maret 2018, penjatahan pada 23 Maret 2018. Sementara itu, pengembalian uang pemesanan dan distribusi saham secara elektronik pada 27 Maret 2018. Sedangkan pencatatan di BEI pada 28 Maret 2018.
Perseroan juga menawarkan program kepemilikan saham karyawan atau employee stock allocation (ESA). Jumlah saham yang ditawarkan 250.000 lembar atau setara 0,0002 persen dari modal ditempatkan dan disetor.
Pemegang saham perseroan antara lain PT Trinitan Global Pasifik sebesar 86,88 persen, Hitachi High Technology sebesar 13,12 persen. Usai IPO, pemegang saham kantongi kepemilikan Sky Energy sejumlah 69,50 persen dan 10,49 persen.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
3 Anak Usaha BUMN Akan IPO
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebut ada 16 perusahaan yang akan mencatatkan saham perdananya (Innitial Public Offering/IPO) di BEI sepanjang semester I-2018. Tiga di antaranya merupakan anak usaha Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
"Sudah ada 16 di pipeline untuk IPO sampai sekarang," kata Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan BEI, Hamdi Hassyarbaini di Jakarta, Jumat (9/3/2018).
Dia mengaku, minat perusahaan untuk go public pada semester I ini cukup banyak. Alasannya karena kondisi makro ekonomi Indonesia terus membaik.
"Kondisi makro kita kan bagus yah sekarang. Makanya semester I tahun ini jumlahnya banyak (IPO)," ujar Hamdi.
Hamdi lebih jauh menjelaskan, dari 16 perusahaan yang akan listing di BEI, tiga di antaranya merupakan anak usaha perusahaan pelat merah, yaitu PT BRI Syariah, PT Tugupratama Indonesia, dan PT Wijaya Karya Realty (WIKA Realty).
Sementara untuk target listing 16 perusahaan tersebut, diungkapkannya akan dilakukan di semester I-2018 dengan menggunakan buku Desember.
"Ya kalau di pipeline sih kita usahakan semester I. Kan pakai buku Desember. Ya mudah-mudahan mereka bisa," tandasnya.
Untuk diketahui, sudah ada beberapa perusahaan yang masuk pipeline IPO semester ini. Di antaranya adalah PT BTPN Syariah Tbk, PT Sky Energy Indonesia Tbk, PT Indah Prakarsa Sentosa Tbk, dan PT Gihon Telekomunikasi Indonesia Tbk.
Advertisement