Liputan6.com, Jakarta - Impor barang konsumsi tercatat sebesar US$ 1,38 miliar pada Februari 2018. Impor ini melonjak tajam dibandingkan periode sama di 2017 yaitu sebesar 55,32 persen. Sementara dibandingkan Januari 2018, impor tersebut naik 1,36 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan, lonjakan impor barang konsumsi ini didorong oleh impor beras yang dilakukan oleh Perum Bulog sebagai penugasan dari pemerintah.
"Untuk barang konsumsi ada beberapa barang yang mengalami kenaikan yaitu beras," ujar dia di Kantor BPS, Jakarta, Kamis (15/3/2018).
Dia menjelaskan, Bulog diberikan tugas untuk mengimpor beras sebanyak 500 ribu ton. Namun total kuota impor yang ditugaskan, hingga saat ini beras impor yang masuk baru sekitar 230 ribu ton.
Baca Juga
Advertisement
Rinciannya, 120 ribu ton dari Thailand dengan nilai US$ 56,6 juta. Kemudian sebanyak 110.750 ton dari Vietnam dengan nilai US$ 51,5 juta. "Kita tahu impor beras memang dilakukan sebesar 0,5 juta ton," kata dia.
Secara total, impor beras dan tepung beras yang diimpor Indonesia sepanjang Februari 2018 sebanyak 272,8 ribu ton dengan nilai mencapai US$ 130 juta.
Selain beras, yang menjadi pemicu lonjakan impor barang konsumsi yaitu impor pesawat latih dengan nilai US$ 27,8 juta. Pada Februari 2017 dan Januari 2018, BPS tidak mencatat adanya impor pesawat tersebut.
Kemudian yang menjadi pemicu lonjakan impor barang konsumsi Februari yaitu impor jeruk Mandarin dan jeruk Kino. Impor komoditas tersebut mencapai US$ 19,8 juta.
"Jeruk Mandarin, Kino dari Pakistan nilainya US$ 19,8 juta. Itu yang menyebabkan kenaikan," ujar dia.
Selanjutnya
Komoditas lain yang menjadi pemicu lonjakan impor barang konsumsi di Februari 2018 yaitu bom, granat, dan torpedo selama bulan lalu senilai US$ 18 juta, meningkat 86,67 persen dibandingkan periode yang sama bulan lalu senilai US$ 2,4 juta.
Kemudian tank dan alat-alat perang lainnya senilai US$ 21,2 juta, meningkat 95 persen dari Februari 2017 yang hanya sebesar US$ 0,2 juta.
Selain barang konsumsi, sepanjang Februari 2018 impor barang bahan baku atau barang penolong mencapai US$ 10,58 miliar, turun 7,74 persen dibandingkan Januari 2018, namun naik 20,75 persen dibandingkan Februari 2017.
Sedangkan impor barang modal sepanjang Februari 2018 senilai US$ 2,25 miliar, turun 9,19 persen dibandingkan Januari 2018, namun naik 32,23 persen dibandingkan Februari 2017.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement