Liputan6.com, Moskow - Hantaman asteroid merupakan satu di antara beberapa skenario kiamat. Namun, sejumlah ahli menemukan bahwa nuklir yang 200 kali lebih kuat dari bom Hiroshima, dapat menghancurkan asteroid seluas 200 meter yang dapat menghantam dan menghancurkan Bumi.
Sejumlah ilmuwan Rusia meniru ledakan yang diperlukan untuk menghancurkan asteroid tersebut dengan membuat miniatur. Mereka, meledakkan model itu dengan menggunakan laser.
Dikutip dari Daily Mail, Kamis (15/3/2018), dengan membandingkan skalanya, mereka dapat menghitung kekuatan yang dibutuhkan untuk memusnahkan asteroid yang mengancam Bumi.
Penemuan itu dibuat oleh ilmuwan dari Roastom, perusahaan energi atom milik Pemerintah Rusia, dan tiga ahli fisika dari Moscow Institute of Physics and Technology (MIPT).
Baca Juga
Advertisement
Tim peneliti itu memperlihatkan bahwa tembakan laser singkat yang ditujukan untuk replika asteroid menghasilkan efek destruktif, yang membuat batuan antariksa itu pecah menjadi puing-puing kecil sehingga mudah terbakar di atmosfer Bumi.
"Saat ini, tidak ada ancaman asteroid, jadi tim kami memiliki waktu untuk menyempurknakan tenik ini untuk nantinya digunakan dalam mencegah bencana," ujar rekan penulis yang merupakan seorang profesir di MIPT, Vladimir Yufa.
"Kami juga melihat kemungkinan untuk membelokkan asteroid tanpa menghancurkannya dan berharap adanya keterlibatan komunitas internasional," imbuh dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Membuat Miniatur Asteroid
Untuk memastikan model asteroid tersebut akurat, para peneliti memastikan bahwa miniatur itu memiliki kerapatan yang sama dengan asteroid sesungguhnya.
Bahan untuk membuat asteroid, termasuk komposisi dan kerapatan, disamakan dengan meteorit sungguhan yang ditemukan di Danau Chebarkul.
Sebagai contoh, untuk menghancurkan atseroid seluas 200 meter, diperlukan bom yang kekuatannya sama dengan 3 megaton TNT.
Hal tersebut dapat dihitung setelah tim meneliti bahwa tembakan laser berkekuatan 500 joule dapat menghancurkan model asteroid berdiameter delapan hingga 10 milimeter.
Para ahli juga menemukan bahwa bom nuklir yang terkubur, lebih kuat dibanding jika bom tersebut diletakkan di permukaan.
Tim peneliti berencana memperluas penelitian tersebut dengan melakukan percobaan dengann asteroid dari bahan berbeda, termasuk besi, nikel, dan es.
Mereka juga bermaksud mengidentifikasi terbentuknya asteroid dan adanya rongga di permukaan yang mempengaruhi kemudahan untuk dihancurkan.
Advertisement