Liputan6.com, Jakarta - Jelang Pemilihan Umum atau Pemilu 2024, survei politik bisa menjadi salah satu instrumen pengukuran preferensi pilihan publik yang menjadi rujukan dalam membaca peta politik.
Namun, ada banyak faktor yang mempengaruhi kualitas dan validitas survei politik, seperti desain sampel, margin of error, tingkat kepercayaan, metode pengumpulan data, dan cara penyajian hasil survei.
Advertisement
Oleh karena itu, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Kristen Indonesia (FISIP UKI) menggandeng Lembaga Survei dan Studi Demokrasi Indonesia (LSDI) menggelar Workshop Survei Politik yang digelar selama tiga hari pada Kamis 16 November sampai Sabtu 18 November 2023 di Kampus UKI, Jakarta Timur.
"Mahasiswa sebagai salah satu kelompok pemilih yang potensial dan kritis perlu memiliki literasi survei politik yang baik," ujar Direktur LSDI Yusep Munawar Sofyan saat acara Workshop Survei Politik di Kampus UKI, Jakarta Timur yang disampaikan melalui keterangan tertulis, Kamis (16/11/2023).
Hal tersebut, lanjut dia, untuk menjaga kualitas demokrasi, di mana, para kontestan seringkali mendeligitmasi survei sedemikian rupa sehingga berbahaya bagi tradisi ilmiah dalam ilmu politik.
Yusep mengatakan, literasi survei politik adalah kemampuan untuk memahami, menganalisis, dan mengevaluasi survei politik secara objektif dan rasional.
"Dengan memiliki literasi survei politik, mahasiswa dapat menghindari kesalahpahaman, bias, dan manipulasi yang mungkin terjadi akibat survei politik yang tidak akurat atau tidak etis," ucap dia.
"Literasi survei politik juga dapat membantu mahasiswa untuk membuat keputusan politik yang berdasarkan fakta dan data, bukan hanya emosi atau popularitas," sambung Yusep.
Tingkatkan Literasi Survei Politik
Yusep mengatakan, untuk meningkatkan literasi survei politik, workshop yang dibuat LSDI menggunakan metode pelatihan terbaru dengan mengadopsi teknologi yang membuat materi disampaikan cukum menarik bagi mahasiswa.
"Sehingga, penjelasan tentang apa itu survei, bagaimana metodologinya, alur kerjanya bagaimana, cara menarik sampling, dan mengolah data, yang terkesan rumit, menjadi mudah dan menyenangkan," ucap dia.
Selain itu, dalam workshop tersebut, LSDI dan FISP UKI juga menghadirkan para praktisi survei politik dari banyak lembaga survei ternama, seperti Direktur Parameter Politik Adi Prayitno, Kepala Departemen Politik Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes, Peneliti Indikator Politik Bawono Kumoro, dan peneliti Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Saidiman Ahmad.
"Dari para praktisi survei yang sudah punya pengalaman panjang dalam survei politik itu, para peserta nantinya dapat melihat langsung dan belajar bagaimana menjadi peneliti yang professional. Nantinya, peserta juga langsung akan terjun ke lapangan setelah mendapatkan pengetahuan yang cukup di Workshop yang digelar selama tiga hari ini," jelas Yusep.
Advertisement
Mahasiswa Jadi Harapan
Sementara itu, pembicara yang hadir yaitu Dosen FISIP UKI Andaru Satnyoto mengatakan, dengan adanya workshop tersebut, pihaknya berharap mahasiswa dapat menyikapi dan mengkritisi survei politik yang beredar di media sosial atau media massa dengan kritis dan skeptis, tidak mudah terpengaruh oleh opini atau komentar yang tidak berdasar atau bersifat provokatif.
"Membandingkan dan mengevaluasi hasil survei politik dari berbagai sumber yang berbeda, dengan memperhatikan metodologi, kredibilitas, dan transparansi survei politik yang bersangkutan," kata Andaru.
Sebab, lanjut dia, mahasiswa adalah satu-satunya harapan di tengah kondisi politik yang saling menegasikan. Dengan keahlian dan literasi yang baik, mahasiswa nantinya bisa memberikan pemahaman ke publik dan juga menjadi pemilih yang rasional.
"Literasi survei politik adalah keterampilan yang perlu dimiliki oleh mahasiswa jelang Pemilu 2024. Dengan literasi survei politik, mahasiswa dapat menjadi pemilih yang cerdas, mandiri, dan bertanggung jawab. Literasi survei politik juga dapat meningkatkan kualitas demokrasi dan partisipasi politik di Indonesia. Mari kita tingkatkan literasi survei politik kita, demi masa depan yang lebih baik," jelas Andaru.