Menlu Korea Utara ke Swedia, Tetapkan Lokasi Dialog Damai dengan AS?

Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong-ho tengah melakukan kunjungan kerja ke Swedia, pada 15 - 16 Maret 2018

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 15 Mar 2018, 16:26 WIB
(depan) Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong-ho (AP)

Liputan6.com, Stockholm - Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong-ho tengah melakukan kunjungan kerja ke Swedia, pada 15 - 16 Maret 2018, kata pemerintah negara kawasan Skandinavia itu.

Ri Yong-ho dijadwalkan akan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Swedia Margot Wallstrom.

Kunjungan kerja itu dianggap menjadi sebuah tonggak perkembangan signifikan dalam dinamika proses rencana negosiasi damai antara Korea Utara dengan Amerika Serikat.

Sejak dinamika proses itu mencuat, Swedia disebut-sebut sebagai lokasi negosiasi dialog damai tersebut. Demikian seperti dikutip dari CNN (15/3/2018).

Dugaan itu dilandasi atas alasan bahwa Kedutaan Swedia di Pyongyang turut beroperasi mewakili kepentingan AS di Korea Utara.

Hal itu juga didukung oleh pernyataan dari pihak Kementerian Luar Negeri Swedia.

"Pembicaraan antar kedua menteri akan berfokus pada tanggung jawab kekonsuleran Swedia dalam menjamin kepentingan Amerika Serikat, Kanada, dan Australia."

Kunjungan kerja Menlu Korea Utara Ri Yong-ho ke Swedia juga akan membahas mengenai situasi keamanan terkini di Semenanjung Korea, lanjut pernyataan dari Kemlu Swedia.


China Sambut Baik Prospek Dialog Damai Donald Trump - Kim Jong-un

Ilustrasi Korea Utara (AFP)

China menyatakan dukungannya bagi kemungkinan berlangsungnya pertemuan tingkat tinggi antara Amerika Serikat dan Korea Utara, meski ada kekhawatiran bahwa pembicaraan itu akan secara dramatis mengubah dinamika keamanan dan politik regional.

Pekan lalu, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengejutkan dunia karena sepakat untuk menerima tawaran pemimpin Korea Utara Kim Jong-un demi bertemu dan membicarakan upaya mengakhiri program senjata nuklir Pyongyang.

Merespons hal itu, Presiden China Xi Jinping menyatakan ia senang dengan kemajuan yang dicapai untuk meredakan ketegangan regional dan bersedia memfasilitasi pembicaraan langsung antara Trump dan Kim.

Para pemimpin China pun telah berkonsultasi dengan Amerika Serikat dan Korea Selatan mengenai prospek pembicaraan itu.

Di sisi lain, Lu Chai, pakar masalah Korea Utara di Akademi Ilmu Sosial Liaoning, mengatakan bahwa Beijing tidak perlu merasa khawatir dikesampingkan dalam dinamika antara Washington DC dan Pyongyang.

Meski demikian, tidak sedikit pakar yang mengatakan bahwa prakarsa diplomatik Trump justru akan melemahkan pengaruh China terhadap Korea Utara dan semakin merusak hubungan antar kedua negara.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya