Liputan6.com, Jakarta - Striker Juventus Gonzalo Higuain bukan pemain sembarangan. Ia adalah salah satu penyerang terbaik di dunia kurun satu windu terakhir.
Higuain selalu meramaikan perburuan gelar top scorer setiap musim. Di samping itu, ia juga kerap menjadi pemecah kebuntuan dan penentu kemenangan.
Baca Juga
Advertisement
Higuain merupakan pemain jebolan akademi River Plate. Ia mulai berkarier di Eropa sejak Januari 2007. Real Madrid merupakan klub pertama yang membawanya ke Benua Biru dengan nilai transfer 12 juta euro. Selama enam musim memperkuat klub ibu kota Spanyol itu, ia membukukan 122 gol dan 56 asssit dalam 264 penampilan di semua kompetisi.
Tahun 2013, Higuain berlabuh ke Italia. Napoli merekrutnya dari Real Madrid seharga 39 juta euro. Bersama I Partenopei, ketajaman Higuain semakin menjadi. Ia mampu mencetak 92 gol dan menyuplai 26 assist di 147 pertandingan kurun tiga musim. Higuain pun sukses menjadi top scorer Serie A pada musim 2015/2016 dengan torehan 32 gol.
Penampilan gemilangnya itu lantas membuat Juventus tak ragu menggelontorkan dana 90 juta euro pada musim panas 2016 untuk membawanya ke Turin. Ia pun menjadi pemain termahal di Serie A sampai sekarang.
Di Juventus, Higuain masih terus menunjukkan taringnya. Di musim pertamanya, ia menyumbang 32 gol serta 4 assist dalam 55 penampilan di semua ajang. Sedangkan musim ini, yang merupakan kampanye keduanya, Higuain sudah mencetak 21 gol dalam 37 pertandingan.
Dalam dua musim berjalan berkostum I Bianconeri, tentu sudah banyak momen indah yang dilalui Higuain. Beberapa di antaranya akan membekas di ingatan para suporter, klub, dan Higuain sendiri. Berikut empat momen terbaik striker Timnas Argentina itu bersama Juventus pada musim ini.
Vs Olympiakos
Jika ada kelebihan yang dimiliki Higuain dibanding striker lain, termasuk kompatriotnya Mauro Icardi dan Paulo Dybala, itu adalah mental dan kematangannya. Higuain tak gampang terpuruk. Ia selalu mampu menjawab kritik dengan penampilannya di lapangan dan bangkit dari penurunan performa.
Hal itu kembali terbukti musim ini. Ya, di awal musim, striker 30 tahun itu sempat seret mencetak gol. Ia hanya mencetak tiga gol dalam sembilan laga awal.
Dibandingkan Dybala, yang sudah mencetak 12 gol ketika itu, kontribusi Higuain pantas menuai kritik. Pelatih Massimiliano Allegri bahkan harus mencadangkannya dalam beberapa pertandingan.
Akan tetapi, setelah itu, pelan tapi pasti Higuain seakan bangkit dari hibernasi. Momen awal kebangkitannya adalah ketika bertanding melawan Olympiakos di Grup D Liga Champions, 27 September 2017 lalu.
Masuk sebagai pemain pengganti di menit 60, ia langsung memecah kebuntuan Juventus. Dia mengubah skor hanya dalam sembilan menit. Tak cuma menyumbang satu gol, ia juga menyuplai satu assist bagi gol kedua yang dicetak Mario Mandzukic. Juventus pun akhirnya menang 2-0 di laga tersebut.
“Saya selalu merasa bebas. Saya sudah bermain di Eropa selama lebih dari sepuluh tahun dan telah mencetak banyak gol. Jadi saya tak sedikitpun terganggu (terhadap kritik),” ujar Pipita, sapaan Higuain, selepas laga tersebut.
“Semua orang yang berada di sisi saya patut mendapat penghargaan. Orang-orang yang membantu saya dan rekan setim yang berlari untuk memeluk saya. Ini adalah salah satu momen terbaik dalam karier saya,” Higuain mengakui.
Advertisement
Vs AC Milan
Setelah menjadi pahlawan dalam laga kontra Olympiakos di Liga Champions, penampilan Higuain tak lantas melejit. Di Serie A, ia masih jarang mencetak gol. Karenanya itu masih tetap dicadangkan Allegri.
Baru berselang satu bulan kemudian, tepatnya pada 28 Oktober 2017, Higuain menemukan salah satu momentum terbaik dalam kariernya.
Ia mencetak dua gol ke gawang AC Milan di San Siro. Gol pertamanya ke gawang Gianluigi Donnarumma menjadi catatan bersejarah bagi dirinya. Pasalnya, dia mencapai angka 100 gol di Serie A.
Selepas pertandingan, Higuain pun tak dapat menutupi kegembiraannya. Apalagi, di giornata sebelumnya saat menghadapai SPAL, ia sejatinya nyaris mencetak gol ke-100. Namun golnya dianulir wasit karena offside.
“Ketika gol saya dianulir saat melawan SPAL, saya bilang ini memang takdir saya mencetak gol ke-100 di San Siro. Sekarang ini sudah 101. Ya, lumayanlah,” katanya ketika itu.
Vs Sassuolo
Laga melawan Sassuolo di giornata 23, 4 Februari 2018 lalu, menjadi momen pembuktian keganasan Higuian. Ia mencetak hattrick yang membawa Juventus menang telak 7-0 di Stadion Allianz. Itu adalah hattrick pertama Higuain sejauh ini.
Hattrick tersebut juga sekaligus menandai berakhirnya paceklik gol Higuain di enam laga sebelumnya. Setelah itu, keran golnya seakan kembali lancar. Di pekan berikutnya ia kembali mencetak satu gol kontra Fiorentina.
“Cepat atau lambat, hattrick akan datang untuk saya. Saya senang dan berusaha untuk tetap tenang. Jika seorang pemain bekerja keras, hasil bagus akan datang. Saya sudah kerja keras dan buahnya kini terlihat,” kata Higuain.
Advertisement
Vs Tottenham Hotspur
Hattrick melawan Sassuolo rupanya menjadi pelecut semangat Higuain saat bertanding melawan Tottenham Hotspur di leg pertama babak 16 besar Liga Champions. Kurun waktu sepuluh menit, ia merobek gawang Spurs dua kali.
Gol pertama ia ciptakan melalui tendangan voli saat laga baru berjalan dua menit, menyambut tendangan bebas Miralem Pjanic. Sedangkan gol kedua lahir dari titik penalti di menit sembilan.
Higuain juga berpeluang mencetak hattrick pada laga tersebut. Sayang, penalti keduanya gagal dikonversi mejadi gol karena membentur tiang gawang. Dan usai kegagalan tersebut, Spurs mampu menyamankan kedudukan menjadi 2-2, yang bertahan hingga akhir pertandingan.
Namun, tuah Higuain ternyata tak berhenti di leg pertama. Di leg kedua, ia membangkitkan semangat para pemain I Bianconeri lewat gol penyama kedudukan. Sebelum golnya itu, pertandingan seakan sudah menjadi milik Tottenham yang unggul 1-0.
Hasilnya, tiga menit setelah gol Higuain, Dybala berhasil mengembalikan skor menjadi 2-1, yang tak berubah sampai peluit panjang dibunyikan. Juventus pun menang agregat 4-3 dan melaju ke perempat final. (Abul Muamar)