BRI: Banyak Pihak yang Pura-Pura Jadi Korban Pembobolan ATM

Dalam menangani kasus pembobolan, BRI harus ekstra hati-hati dan menelusurinya secara mendalam.

oleh Septian Deny diperbarui 16 Mar 2018, 10:04 WIB
ATM BRI.

Liputan6.com, Jakarta PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menyatakan banyak pihak yang memanfaatkan kesempatan untuk berpura-pura menjadi korban pembobolan rekening melalui skimming di Automated Teller Machine (ATM).

Direktur Konsumer BRI, Handayani mengatakan, saat ini pihaknya tengah melakukan penelurusan terkait kasus pembobolan ATM melalui metode skimming yang tengah menimpa sejumlah nasabah BRI di Kediri, Jawa Timur.

"Sedang melakukan penelitian dan BRI pasti akan mengembalikan dana nasabah jika benar yang bersangkutan dirugikan," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Jumat (16/3/2018).

Namun demikian, dalam menangani kasus pembobolan semacam ini, BRI harus ekstra hati-hati dan menelusurinya secara mendalam. Sebab banyak pihak yang memanfaatkan kasus untuk keuntungan.

"BRI harus melakukan penelitian dengan detail karena ternyata banyak yang memanfaatkan kesempatan untuk pura-pura uangnya hilang tetapi ternyata dipakai istrinya. Ada beberapa kasus setelah ditelusuri ternyat benar," kata dia.

Oleh sebab itu, terhadap menangani kasus pembobolan rekening nasabah, BRI selalu melakukan koordinasi dengan pihak kepolisian. Hal ini guna memastikan jika rekening nasabah tersebut benar-benar dibobol.

"Saat ini BRI berkoordinasi dengan kepolisian untuk melakukan penyidikan kepada yang bersangkutan dan pernyataan yang bersangkutan untuk memastikan kebenarannya," tandas dia.


Cegah Skimming, BRI Gencarkan Patroli ke Mesin ATM

ATM Bank BRI. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Bank Rakyat Indonesia (BRI) memastikan akan meningkatkan pengamanan terhadap Automated Teller Machine (ATM) miliknya. Hal ini menyusul kasus pembobolan ATM dengan metode skimming di Kediri, Jawa Timur.

Direktur Utama BRI Suprajarto mengatakan, untuk mencegah terjadinya aksi-aksi seperti ini kembali terulang, pihaknya akan meningkatkan patroli ke titik-titik lokasi ATM.

"Memang kita ke depan harus dengan patroli sekarang. Walaupun sekarang ada juga tapi ini rupanya harus rutin patrolinya. Kita sudah lengkapi dengan beberapa teknologi. Karena kejar-kejaran sama penjahat ini, kita mengencangkan, dia juga mengencangin‎," ujar dia di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (15/3/2018).

‎Menurut dia, selama ini memang BRI telah melakukan patroli ke ATM, namun intensitasnya masih rendah. Dengan adanya kasus ini, patroli atau pemantauan ke ATM akan lebih ditingkatkan lagi.

"Yang penting patroli ya karena, kalau enggak kita patroli setiap hari, kan mereka semakin canggih pas saat skimming. Kemudian monitoring, dan ada beberapa yang kita lakukan misalnya transaksi anomali dan sebagainya," jelas dia.

Untuk mengintensifkan patroli tersebut, BRI akan merekrut tenaga alih daya (outsourcing). "Ya outsourcing, mau tidak mau. Kalau orang kita enggak mungkin. Karena harus harian. setiap hari dicek," tandas dia.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya