Liputan6.com, Mataram - Duka Suhadah berlipat. Warga Desa Waro, Kecamatan Monta, itu kehilangan bayinya yang baru berusia lima hari di RSUD Bima pada Rabu, 14 Maret 2018. Belum tuntas rasa kehilangan, Suhadah lalu menggendong jenazah bayinya pulang dengan menumpang ojek.
Kasus yang terjadi karena diduga keluarga tak sanggup membayar ambulans itu kemudian viral di media sosial. Hal itu sampai menarik perhatian Bupati Bima, Indah Damayanti Putri. Ia memerintahkan inspektorat untuk menginvestigasi kasus tersebut.
"Jika ditemukan unsur kelalaian atau kesalahan prosedur dan lain-lain akan diambil tindakan tegas," kata Kepala Subbagian Info Pemberitaan, Humas dan Protokol Setda Kabupaten Bima, Ruslan melalui keterangan tertulis yang diterima di Mataram, Kamis malam, 15 Maret 2018, dilansir Antara.
Mengutip keterangan RSUD Bima, Ruslan menerangkan Suhada dirawat di tempat itu pada Sabtu, 10 Maret 2018, pukul 21.30 Wita. Ia merupakan pasien rujukan dari Puskesmas Monta. Statusnya adalah pasien jaminan persalinan.
Baca Juga
Advertisement
Keesokan harinya, Minggu, 11 Maret 2018, sekitar pukul 24.00 Wita, ia melahirkan bayinya dengan tindakan penyedotan. Kondisi bayi Suhada saat dilahirkan tak baik.
Anak itu sulit bernapas, berat badan lahir rendah, infeksi, dan cacat bawaan sehingga perlu mendapatkan penanganan khusus di ruang NICU RSUD Bima. Bayi Suhada akhirnya ditangani khusus oleh dokter spesialis anak dan bedah.
Namun, mulai Senin, 12 Maret 2018, kondisinya semakin memburuk. Bayi tersebut dinyatakan meninggal pada Rabu, 14 Maret 2018, pukul 17.00 Wita. Selanjutnya pada pukul 18.00 Wita, ayah sang bayi tiba di rumah sakit dan langsung meminta pulang menggunakan ambulans.
"Petugas menyampaikan bahwa penggunaan ambulans harus mengikuti aturan pembiayaan yang berlaku," ujar Ruslan mengulang keterangan dari pihak rumah sakit.
RSUD Bima Meminta Maaf
Ruslan mengatakan petugas telah melapor kepada kepala ruangan. Namun, pejabat itu belum berani bertindak sendiri sehingga melaporkan permintaan layanan ambulans itu ke manajemen.
Dalam proses koordinasi itu, Ruslan menyebut keluarga yang menunggu langsung membawa pulang jenazah bayi Suhada menggunakan ojek.
Ruslan mengungkap RSUD Bima sebetulnya sering membantu pasien dengan memfasilitasi ambulans gratis. Rumah sakit memiliki kebijakan untuk membantu masyarakat tidak mampu terkait untuk biaya perawatan maupun pelayanan ambulans.
"Atas kejadian tersebut, direktur beserta manajemen RSUD Bima memohon maaf atas salah komunikasi yang terjadi di internal dan akan melakukan investigasi serta pembinaan internal agar persoalan tersebut tidak terulang lagi di masa yang akan datang," kata Ruslan.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement