Intip Jajaran 16 Perusahaan yang Bakal Lepas Saham ke Publik

Analis menilai kondisi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi jadi tantangan calon emiten untuk raup dana dari hasil IPO.

oleh Agustina Melani diperbarui 16 Mar 2018, 13:15 WIB
Layar sekuritas menunjukkan data-data saat kompetisi Trading Challenge 2017 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (7/12). Kompetisi Trading Challenge 2017 ini sebagai sarana untuk menciptakan investor pasar modal berkualitas. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Target penyerapan dana diperkirakan menjadi tantangan buat calon emiten yang menawarkan saham perdana atau initial public offering (IPO) pada semester I 2018. Hal ini mengingat laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi sepanjang 2018.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG turun 0,53 persen secara year  to date ke posisi 6.321 pada Kamis 15 Maret 2018. Rata-rata price earning ratio (PER) di BEI 14,4 kali dan price book value (PBV) 2,3 kali.

Kepala Riset PT Koneksi Kapital Alfred Nainggolan menilai, calon emiten punya tantangan menawarkan saham perdana di tengah ketidakpastian di pasar saham.

Hal ini terutama dari kondisi eksternal. Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve yang diprediksi menaikkan suku bunga pada Maret 2018 menekan laju nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Sentimen itu menekan laju IHSG. Alfred menilai kondisi tersebut juga membuat investor kurang agresif untuk membeli saham.

“Fokus penyerapan dana dari investor tantangan terbesar dalam kondisi uncertainty,” ujar Alfred, saat dihubungi Liputan6.com, Jumat (16/3/2018).

Ia menambahkan, IHSG diliputi ketidakpastian membuat investor menunggu dan melihat sentimen yang ada untuk kembali masuk ke pasar saham. Oleh karena itu, Alfred menuturkan,  calon emiten akan mencari anchor investor untuk menyerap dana hasil IPO. Akan tetapi, hal itu membuat saham yang dilepas ke public terutama ritel akan sedikit. Menurut Alfred, hal itu dapat memberikan keuntungan karena permintaan akan besar.

“IPO punya anchor investor tetapi nanti saham buat ritel cukup kecil,” kata Alfred.

Meski demikian, Alfred menilai IPO pada semester I 2018 masih menarik. Apalagi kondisi fundamental ekonomi Indonesia masih cukup baik. Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi 5,4 persen pada 2018.

Manajemen PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan ada 16 perusahaan yang akan menawarkan saham perdana atau initial public offering (IPO) pada semester I 2018. Salah satu perusahaan yang akan melepas saham perdana tersebut yaitu PT Wijaya Karya Realty Tbk.

Direktur PT Wika Realty Tbk Agung Salladin menuturkan, pihaknya akan melepas saham maksimal 25 persen saham ke publik. Perseroan memakai laporan keuangan Desember 2017 untuk IPO. “Kami sudah lakukan mini expose ke BEI,” ujar Agung lewat pesan singkat yang diterima Liputan6.com.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 


16 Perusahaan yang Bakal Lepas Saham ke Publik

Pengunjung tengah melintasi layar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (13/2). Pembukaan perdagangan bursa hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat 0,57% atau 30,45 poin ke level 5.402,44. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Lalu perusahaan mana saja yang akan melepas saham di BEI:

Berdasarkan catatan BEI, seperti dikutip Jumat (16/3/2018):

1.PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah (BTPN Syariah).

2.PT Sky Energy Indonesia

3. PT Indah Prakasa Sentosa

4. PT Jaya Trishindo

5. PT Artajasa Pembayaran Elektronis

6. PT Gihon Telekomunikasi Indonesia

7.PT Dafam Property Indonesia

8.PT Charnic Capital

9.PT Kagum Jaya Sakti

10. PT BRI Syariah

11. PT Royal Prima Tbk

12.PT Asuransi Tuhu Pratama

13.PT Wahana Vinyl Nusantara

14. PT Wijaya Karya Realty

15. PT Surya Pertiwi

16. PT Tridomain Perfomance Material

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya