Liputan6.com, Jakarta - Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok memulai proyek revitalisasi kawasan Kota Tua, Jakarta Barat setelah masa cuti kampanye Pilkada DKI 2017 berakhir. Salah satunya dengan mengaktifkan kembali sejumlah gedung tua melalui konsorsium Kota Tua Jakarta.
Ahok mengaku baru memulai kembali proyek tersebut karena menemukan sejumlah kendala. Sebab, ide untuk merevitalisasi kawasan Kota Tua diakui Ahok sudah muncul sejak ia dan Joko Widodo menjadi gubernur.
Advertisement
“Kendalanya kepemilikan gedung. Banyak milik BUMN. Waktu itu kami (Jokowi dan Ahok) sudah suratin Pak SBY (Susilo Bambang Yudhoyono, Presiden RI keenam) untuk minta supaya bagaimana aset dikelola kami (pemerintah DKI),” kata Ahok di Museum Seni Rupa dan Keramik, Jakarta Barat.
Kendala lainnya, kata Ahok, adalah persoalan konsorsium sebelumnya, yakni Jakarta Old Town Revitalization Corp (JOTRC), yang kini diganti dengan konsorsium Kota Tua Jakarta yang dipimpin Eddy Sambuaga. Ahok melihat, dengan konsorsium saat ini, revitalisasi gedung-gedung di Kota Tua sudah menunjukkan perkembangan yang cepat. Karena itu, ia menargetkan proyek revitalisasi ini bisa selesai dalam lima tahun.
“Kami harap enggak sampai 5 tahun selesai. Saya enggak mau 20-30 tahun. 5 tahun harus selesai,” kata Ahok.
Sementara itu, Managing Director Konsorsium Kota Tua Jakarta, Eddy Sambuaga mengatakan ada 13 gedung yang akan diaktifkan kembali. Ia mengatakan akan bekerjasama hak pengelolaan dengan investor supaya gedung tersebut tak lagi kosong. Misalnya, dia menyebutkan, di gedung Kerta Niaga akan menjadi etalase anak muda yang berjualan online.
Sedangkan di gedung Cipta Niaga Lanjut Eddy, konsorsium sedang melakukan penjajakan dengan investor yang mau mengelola gedung menjadi hotel.
“Dua minggu lagi tandatangan MoU dengan investor dan operator hotel. 18 bulan lagi jadi hotel,” katanya.
Tujuan utama proyek revitalisasi Kota Tua, Eddy mengatakan pihaknya ingin menghidupkan kawasan Kota Tua menjadi kawasan wisata ikonik di Indonesia. Selain itu, Eddy berharap anak muda memiliki etalase untuk memamerkan karya dan kreatifitasnya, sehingga Kota Tua menjadi kawasan kreatif.
“Kreatif macam-macam, ada seni, musik, termasuk bisnis startup,” kata dia.
Untuk pengecatan, Pemprov DKI memilih CSR dari Propan Raya, produsen cat terkemuka. Ahok mengaku, ia telah mendapat rujukan dari tim ahli cagar budaya di Kota Tua. (Sebelumnya, di artikel ini tertulis nama produsen lain. Koreksi berita ini sekaligus sebagai permintaan maaf dari redaksi Liputan6.com karena ketidakakuratan penyebutan sponsor.)
"Jadi, di sana, kepala museum itu orang ahli cagar budaya. Mereka mewajibkan cat yang dipakai itu adalah yang ada pori-porinya. Breathable paint istilahnya. Jenis cat itu dipilih supaya bangunan bata merah tidak tertutup. Kalau tertutup, hancur, busuk," ujar Ahok.
** Terdapat koreksi penulisan nama sponsor.