Survei SMRC: Ridwan Kamil Punya Pendukung Kuat Dibanding Calon Lain

Pendukung pasangan Ridwan Kamil dan Uu Ruzhanul Ulum paling sedikit kemungkinan beralih ke pasangan lain saat pemilihan nanti.

oleh Yunizafira Putri Arifin Widjaja diperbarui 16 Mar 2018, 15:11 WIB
Ridwan Kamil ke Stasiun Depok menggunakan commuter line (Liputan6.com/ Ady Anugrahadi)

Liputan6.com, Jakarta - Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) merilis hasil survei terbarunya tentang Pilkada Jawa Barat 2018. Berdasarkan hasil survei tersebut, pendukung pasangan Ridwan Kamil dan Uu Ruzhanul Ulum atau pasangan Rindu, paling sedikit kemungkinan beralih ke pasangan lain saat pemilihan nanti.

Berdasarkan komposisi, pendukung pasangan Rindu, 59 persen merupakan pendukung kuat dan kecil kemungkinan berubah pilihan, dan hanya 41 persen merupakan pendukung lemah yang besar kemungkinan bisa berubah pilihan saat pencoblosan nanti.

"Pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum memiliki proporsi pendukung kuat yang lebih besar (paling stabil), dibanding pasangan lain," ungkap Direktur Riset SMRC Deni Irvani, Jakarta Pusat, Kamis 15 Maret 2018.

Sementara pasangan lainnya, yakni Sudrajat-Syaikhu memiliki pendukung kuat 57 persen, dan 43 persen pendukung lemah. Kemudian pasangan TB Hasanuddin dan Anton Charliyan, masing-masing memiliki 30 persen pendukung kuat dan 70 persen pendukung lemah.

Lalu pasangan Deddy Mizwar dan Dedi Mulyadi, 54 persen pendukung kuat dan 46 persen pendukung lemah.

Menurut hasil survei, pilihan masyarakat juga dipengaruhi adanya evaluasi kinerja dari petahana.

Semakin puas masyarakat dengan kinerja Deddy Mizwar, semakin besar juga peluangnya untuk dipilih. Begitu juga sebaliknya.

"Yang merasa puas dengan kinerja Deddy Mizwar sebagai wakil gubernur 46,2 persen. Mereka yang tidak puas dengan kinerja Deddy Mizwar mayoritas memilih Ridwan Kamil," ujar Deni.

 


33 Persen Pemilih Bisa Berubah Pilihan

Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi. (Liputan6.com/Huyogo Simbolon)

Namun perlu diingat, dari hasil survei ini juga ditemukan, 33 persen masyarakat masih dalam kategori cukup besar kemungkinan merubah pilihannya, dan 11 persen menyatakan masih sangat besar kemungkinan berubah pilihan.

Sementara 43 persen masyarakat menyatakan kecil kemungkinan merubah pilihan saat Pilkada nanti dan 13 persen menyatakan sangat kecil atau hampir tidak mungkin berubah.

"Dukungan belum stabil, ada 44 persen yang menyatakan masih besar kemungkinan pindah pilihan," kata Deni.

Berdasarkan survei, 26 persen masyarakat Jabar menyatakan akan menentukan pilihannya pada masa tenang dan saat pencoblosan.

"Tiga persen tidak tahu atau tidak jawab. Umumnya warga Jawa Barat baru akan menentukan pilihannya beberapa minggu sampai hari-hari menjelang pilkada," tandas Deni.

Survei ini dilangsungkan pada 1-8 Maret 2018, dengan jumlah sampel 801 responden, dan menggunakan metode multistage random sampling, dengan toleransi kesalahan (margin of error) kurang lebih 3,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya