Liputan6.com, Beijing - Pihak berwenang China dilaporkan meminta restoran dan bar di sebuah distrik universitas di Beijing membatasi jumlah orang asing yang mereka layani untuk sementara waktu.
Harian South China Morning Post yang dikutip Jumat (16/3/2018) melaporkan, tiga bisnis di wilayah Wudaokou diperintahkan untuk memastikan mereka melayani tidak lebih dari 10 orang asing pada satu waktu di hari Jumat dan Sabtu malam.
Baca Juga
Advertisement
Pihak restoran mengatakan kepada surat kabar itu bahwa mereka diberitahu tentang peraturan sementara tersebut pekan lalu.
Mereka mengatakan aturan tersebut berlaku sampai 22 Maret, dua hari setelah Kongres Rakyat Nasional China berakhir.
Keamanan di China biasanya meningkat selama acara politik besar berlangsung.
"Kami diberitahu bahwa jika kami tidak mematuhi, bisnis kami akan segera ditutup," tuliss laporan South China Morning Post mengutip seorang karyawan.
Sebuah pemberitahuan yang diduga ditempel di luar restoran dan bar Pyro Pizza -- yang menyebut tempatnya sebagai "standar siswa" dengan "bir dingin sepanjang hari, dan Beer Pong serta [karaoke] sepanjang malam" -- mengatakan bahwa permintaan tersebut berasal dari pihak berwenang China.
"Kami menghargai pemahaman Anda selama masa-masa sulit ini," begitu bunyi catatan dari pihak berwenang.
Foto pemberitahuan lain dari kafe dan restoran Lush, yang berada di bawah manajemen yang sama dengan Pyro Pizza, memiliki informasi yang sama.
Simak video terkait China berikut:
Menakar Risiko Keamanan
Sementara panggilan ke Pyro Pizza tidak dijawab, seorang karyawan di kafe Lush mengatakan kepada ABC bahwa menurutnya, laporan tersebut mungkin bagian dari penipuan daring.
Beberapa gambar 'meme' yang mengolok-olok peraturan itu beredar luas di media sosial.
Karyawan, yang menolak memberikan namanya, membantah bahwa polisi telah memberi petunjuk pada restoran untuk membatasi jumlah orang asing yang mereka terima, walaupun ada laporan di media lokal.
Polisi setempat merujuk kantor berita ABC ke departemen media Biro Keamanan Umum Kota Beijing, namun panggilan telepon ke biro itu tidak dijawab.
Para pengguna WeChat yang mengomentari artikel tentang peraturan tersebut mengatakan bahwa mereka tak bisa memahami alasan di balik aturan tersebut.
"Mungkin saya naif, tapi saya berjuang untuk melihat risiko keamanan yang ditimbulkan oleh 11 orang asing yang makan pizza di sebuah restoran!" kata seorang pengguna.
"Saya mengerti. Semua mahasiswa asing yang mabuk dan menyerang Balai Rakyat setiap kali kongres bersidang ini agak basi, kan?" kata pengguna yang lain.
Seorang petugas yang mengawasi restoran-restoran di wilayah Wudaokou mengakui kepada South China Morning Post, bahwa keamanan telah ditingkatkan di Beijing karena berlangsungnya Kongres Rakyat Nasional.
Namun, ditambahkan bahwa permintaan tersebut tidak dimaksudkan untuk hanya menarget orang asing tapi untuk membatasi kapasitas tempat pada jam sibuk.
"Kami tak pernah mengeluarkan pemberitahuan seperti itu. Kami hanya memberi tahu bar dan restoran untuk mengendalikan jumlah pelanggan selama jam sibuk, tanpa membuat persyaratan khusus," kata petugas kepada harian itu.
Advertisement