Harga Minyak Sentuh Level Tertinggi dalam 2 Minggu

Harga minyak menguat terdorong sentimen positif dari bursa saham dan wawancara Pangeran Mahkota Arab Saudi di acara 60 minutes.

oleh Agustina Melani diperbarui 17 Mar 2018, 05:30 WIB
Ilustrasi Tambang Minyak (iStock)

Liputan6.com, New York - Harga minyak menguat menjelang akhir pekan ini. Harga minyak acuan Brent bahkan sentuh level tertinggi lebih dari dua minggu didorong wall street dan investor ambil posisi untuk jangka pendek.

Harga minyak Brent naik US$ 1,09 atau 1,7 persen  ke posisi US$ 66,21 per barel. Selama sesi perdagangan, harga minyak Brent sentuh level tertinggi sejak 28 Februari di kisaran US$ 66,42.

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April naik US$ 1,15 ke posisi US$ 62,34 per barel. Harga minyak WTI sentuh level tertinggi US$ 62,54 sejak 7 Maret.

Sepekan ini, harga minyak Brent naik satu persen. Sedangkan harga minyak WTI menguat 0,4 persen.

Pengamat menilai program berita Amerika Serikat (AS) 60 minutes akan hadirkan narasumber Pangeran Arab Saudi juga bayangi harga minyak.

“Pangeran Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman akan berada di 60 minutes pada Minggu membandingkan Ayatollah Iran dengan Hitler dan pertempuran di Ghouta Suriah. Pelaku pasar tak ambil posisi pada pekan ini dengan yang terjadi di wilayah tersebut,” ujar Partner Manajer Again Capital, John Kiduff.

 


Selanjutnya

Ilustrasi Tambang Minyak (iStock)

Wall street menguat juga mendukung kenaikan harga minyak. Baru-baru ini, wall street beriring dengan gerak harga minyak. Para manajer investasi dan hedge fund memangkas taruhan untuk harga minyak. Hal tersebut lantaran harga minyak turun pada minggu kedua.

Sentimen lainnya juga pengaruhi harga minyak, produsen minyak AS menambahkan empat rig pada pekan ini. Perusahaan jasa energy Baker Hughes Electric menyebutkan total rig menjadi 800.

Selain itu, Badan Energi Internasional (IEA) juga memperkirakan permintaan global meningkat. Pasokan tumbuh lebih cepat yang  seharusnya meningkatkan persediaan. EIA juga menyebutkan, perkiraan permintaan minyak menjadi 99,3 juta barel per hari pada 2018 dari total 97,8 juta barel per hari pada 2017. Pasokan minyak Negara non-OPEC tumbuh 1,8 juta barel per hari menjadi 59,9 juta barel per hari.

Sebelumnya OPEC dan produsen minyak lainnya telah kurangi produksi untuk pangkas pasokan global. Di tengah pembatasan produksi tersebut, pemerintah AS laporkan kalau stok minyak mentah AS naik dari yang diperkirakan lima juta barel.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya