Ini Pembelaan Mourinho Setelah Gagal Bawa MU ke 8 Besar Liga Champions

Berikut ini adalah transkrip lengkap komentar Mourinho mengenai kegagalan MU di ajang Liga Champions, musim ini.

oleh Ary Wibowo diperbarui 17 Mar 2018, 20:40 WIB
Manajer Manchester United, Jose Mourinho, membalas komentar negatif Frank De Boer setelah mengkritik dirinya soal Marcus Rashford. (AFP/Oli Scarff)

Manchester - Manajer Manchester United (MU), Jose Mourinho, mengeluarkan pernyataan setelah timnya tersingkir dari ajang Liga Champions 2017-2018. Pernyataan bernada pembelaan itu dilontarkan pada saat jumpa pers menjelang laga perempat final Piala FA melawan Brighton. 

MU kalah 1-2 dari Sevilla, di Old Trafford, Rabu (14/3/2018). MU kalah agregat 1-2 setelah hanya bermain imbang tanpa gol pada pertandingan leg pertama, di markas Sevilla. 

Setelah pertandingan, Mourinho menuai banyak kritik. Satu di antara yang menjadi sorotan adalah taktik yang digunakan mantan pelatih Inter Milan tersebut. 

Akan tetapi, Mourinho menyatakan, akan bertanggung jawab penuh atas kegagalan tersebut. Menurut dia, kekalahan adalah hal biasa dalam sepak bola. Ia juga berharap agar para suporter MU bersabar melihat The Red Devils kembali meraih kejayaan di Eropa.

Berikut ini adalah transkrip lengkap komentar Mourinho dalam jumpa pers setelah ditanya mengenai kegagalan MU di ajang Liga Champions. 

Sumber: www.bola.com


Warisan sepak bola

(AP Photo/Miguel Morenatti)

"Saya mengatakan, fans adalah tetap fans, dan mereka memiliki hak beropini dan bereaksi, tetapi ada sesuatu yang saya sebut sebagai 'warisan sepak bola'. Saya tidak tahu, itu jika saya menerjemahkannya dalam bahasa Portugis, itu artinya hampir sempurna. Bahasa Inggris saya masih jauh dari sempurna. 'Warisan sepak bola' itu adalah apa yang diwariskan manajer. "

"Itu sesuatu seperti terakhir kali Manchester United memenangi Liga Champions, yang sudah lama tidak terjadi lagi, pada 2009. Semenjak 2011, 2012, mereka tersingkir dari fase grup, padahal grup diisi hampir sama dengan tim-tim pada musim ini, Benfica, Basel, Galati dari Romania. Namun, mereka (MU) tetap tersingkir.

"Pada 2013, mereka tersingkir di Old Trafford pada 16 besar, saya saat itu berada di bangku cadangan tim lain. Pada 2014, mereka tersingkir pada perempat final. Pada 2015, mereka tidak bermain di Eropa. Pada 2016, mereka kembali ke turnamen Eropa, namun tersingkir dari fase grup, lalu menuju Liga Europa dan tersingkir babak gugur kedua di Liga Europa. Pada 2017, mereka bermain di Liga Europa, memenangi Liga Europa--bersama saya--dan kembali ke Liga Champions. Pada 2018, memenangi fase grup dengan meraih 15 poin dari total target 18 poin, dan kalah di kandang pada 16 besar."

"Jadi, selama tujuh tahun dengan empat manajer berbeda, sekali tidak lolos ke turnamen Eropa, dua kali tersingkir dari fase grup dan yang terbaik hanya perempat final. Menurut saya, inilah yang dinamakan warisan sepak bola."

"Jika Anda ingin melihat Premier League, kemenangan terakhir (juara) adalah musim 2012-2013 dan dalam empat musim beruntun, Manchester United finis di peringkat empat, lima, enam, serta tujuh. Jadi, dalam empat tahun terakhir, posisi terbaik adalah peringkat keempat. Ini adalah 'warisan sepak bola'. Ini artinya, ketika Anda memulai proses di sini, itu adalah warisan."

"Dan jika fans yang selalu saya hormati, atau seseorang berbicara kepada Anda mengenai kekecewaan mereka, itu wajar. Namun, ada pula fans yang berbicara mengerti apa itu 'warisan sepak bola', apa itu proses, dan kapan saya tiba di sini."

Berikut ini adalah daftar manajer Manchester United setelah Sir Alex Ferguson pensiun pada 19 Mei 2013:

1. David Moyes - 1 Juli 2013 - 22 April 2014

2. Ryan Giggs (caretaker) - 22 April - 11 Mei 2014

3. Louis van Gaal (16 Juli-23 Mei 2016)

4. Jose Mourinho (27 Mei 2016 - sekarang)


Pemain sebagai warisan

Pelatih Manchester United, Jose Mourinho, saat latihan jelang laga leg pertama 16 besar Liga Champions di Manchester, Rabu (21/2/2018). Manchester United akan berhadapan dengan Sevilla. (AFP/Oli Scarff)

"Ketika saya tiba di Real Madrid, apakah Anda tahu berapa pemain yang pernah bermain di perempat final Liga Champions? Xabi Alonso dengan Liverpool, Iker Casillas dengan Real Madrid, dan Cristiano Ronaldo dengan Manchester United. Selain mereka, tidak ada satu pun pemain yang pernah merasakan perempat final Liga Champions. Itulah juga yang dinamakan 'warisan sepak bola'.

"Statistik itu nyata. Saya akan memberikan Anda beberapa realita lagi. Dalam tujuh tahun terakhir, posisi terburuk Manchester City di Premier League adalah peringkat keempat. Dalam tujuh tahun terakhir, Manchester City mampu meraih juara dua kali, dan jika Anda ingin mengatakannya tiga kali (bersama musim ini), itu artinya mereka berada di peringkat kedua dua kali. Ini adalah warisan."

"Anda tahu apa yang juga dinamakan warisan? Itu adalah Nicolas Otamendi, Kevin de Bruyne, Fernandinho, David Silva, Raheem Sterling, dan Sergio Aguero. Mereka adalah investasi dari masa lalu, bukan dari dua tahun terakhir.

"Anda tahu berapa pemain Manchester United yang meninggalkan klub pada musim lalu? Melihat di mana mereka bermain, bagaimana cara mereka bermain, apakah mereka bermain? Itu adalah warisan sepak bola.

"Suatu hari, ketika saya meninggalkan Manchester United, manajer (baru) akan menemukan di sini Romelu Lukaku, Nemanja Matic, dan tentu saja David De Gea yang berasal dari musim-musim sebelumnya. Mereka akan menemukan mentalitas berbeda, kualitas berbeda, latar belakang berbeda, dengan perbedaan status pula. Jadi, siapa yang tahu."


Manchester United

Pelatih Manchester United, Jose Mourinho, melakukan selebrasi usai menjuarai Piala Europa dengan mengalahkan Ajax Amsterdam pada final Liga Europa di Friends Arena, Stockholm, Rabu (24/05/2017). Manchester United menang 2-0. (EPA/Georgi Licovski)

Hal bagus bagi saya dan perasaan yang menyenangkan bagi saya adalah saya berada di halaman yang sama dengan pemilik klub, yakni Ed Woodward dan Richard Arnold. Kami sepakat berbagai hal, baik investasi, apa yang kami punya, investasi yang akan kami lakukan selama per musim. Jadi, kehidupan ini berjalan baik. Saya juga melakukan tugas yang luar biasa."

"Kemarin, saya bertemu orang baru yang bekerja di area berbeda datang dari klub lain dan saya bertanya, 'Kenapa Anda memutuskan datang (ke Manchester United)? Dia mengatakan, dia melakukan tugas yang luar biasa di klub lain dan di klub ini dia mendapatkan pekerjaan yang besar dan dia datang karena tantangan itu."

"Jadi, keputusan saya berdasar dari hal yang sama. Saya bisa berada di negara berbeda dengan (juara) liga yang bisa saya raih di kantong, atau contoh liga yang bisa Anda menangi meski belum dimulai. Namun, saya berada di sini dan saya akan tetap berada di sini, serta tidak akan hengkang untuk mengubah mentalitas saya."

"Saat berusia 20 tahun, saya bukan siapa-siapa dalam dunia sepak bola, saya hanya anak dari orang tua saya, namun dengan kebanggaan besar."

"Sekarang, umur 55 tahun dengan apa yang sudah saya lakukan dan saya melakukan itu dengan kerja keras, talenta, dan mentalitas saya."

"Saya sangat mengerti selama beberapa tahun, sangat sulit bagi orang yang tidak suka dengan saya--"Dia (Mourinho) berada di sini lagi, dan dia memenanginya lagi'--. Selama 10 bulan, saya tidak memenangi apapun, karena gelar juara terakhir adalah 10 bulan lalu. Saya mengalahkan Liverpool, Chelsea, saya kalah dari Sevilla, dan sekarang itu adalah momen bagi mereka (orang yang tidak suka) untuk bahagia.

"Saya belajar hal itu dari agama saya, yakni bahagia dengan kebahagiaan orang lain, meskipun orang itu adalah musuh Anda sendiri. Jadi, saya adalah pria yang beruntung dan saya senang menjadi diri saya sendiri." - Jose Mourinho

Sumber: Sky Sports

Saksikan cuplikan pertandingan dari Liga Inggris, La Liga, Liga Champions dan Liga Europa, dengan kualitas HD di sini

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya