Liputan6.com, Jakarta - Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) Sustainable Development Solutions Network baru saja merilis hasil survei terbaru bertajuk World Happiness Report. Laporan tersebut mengukur kebahagiaan penduduk dari berbagai negara di dunia termasuk yang ada di Asia Tenggara (ASEAN).
Indonesia harus puas berada di peringkat 96, jauh tertinggal dengan negara tetangga, seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand.
Baca Juga
Advertisement
Artikel daftar negara dengan penduduk paling bahagia di kawasan ASEAN ini menarik perhatian para pembaca Kanal Bisnis Liputan6.com. Berikut artikel populer lainnya yang dirangkum Senin (19/3/2018):
1. 8 Pos Anggaran agar Milenial Tak Salah Atur Duit, Apa Saja?
Mengatur keuangan bukan perkara mudah, termasuk bagi generasi milenial. Riset yang dilakukan George Washington Global Financial Literacy Excellence Center terhadap 5.500 milenial menunjukkan, hanya 24 persen dari total responden yang mengerti prinsip keuangan.
Memang sih, kadang-kadang diperlukan salah langkah dulu sebelum berhasil mendapatkan cara bijak dalam mengatur keuangan. Masalahnya, bagaimana kalau kitanya sendiri tidak paham telah melakukan kesalahan-kesalahan dalam pola keuangan kita?
Untuk mendeteksi adanya kesalahan atau tidak dalam pola keuangan Anda, sebenarnya cukup mudah. Lihat saja aset Anda.
Berita selengkapnya baca di sini
2. Negara dengan Penduduk Paling Bahagia di ASEAN, Siapa Jawaranya?
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Sustainable Development Solutions Network baru saja merilis hasil survei terbaru bertajuk World Happiness Report. Laporan tersebut mengukur kebahagiaan penduduk dari berbagai negara di dunia termasuk yang ada di Asia Tenggara.
Dari seluruh negara Asia Tenggara yang di survei, Singapura mampu menempati peringkat teratas sebagai negara dengan penduduk paling bahagia di dunia. Jika dibandingkan dengan laporan keseluruhan, Negeri Singa ini berada di 34.
Berita selengkapnya baca di sini
3. Berapa Total Kerugian Bank BRI Akibat Raibnya Duit Nasabah?
PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk menyatakan nilai kerugian akibat kejahatan duplikasi kartu debit melalui skimming di Ngadiluwih, Kediri, Jawa Timur sekitar kurang dari Rp 1 miliar. Ini menyusul raibnya uang di rekening belasan nasabah di daerah tersebut.
"(Total kerugian akibat skimming) yang di Ngadiluwih sekitar Rp 145 juta," kata Direktur Hubungan Kelembagaan Bank BRI, Sis Apik Wijayanto.
Duit Mendadak Raib dari Tabungan, Belasan Nasabah Datangi Kantor BRI Kediri
Belasan nasabah mendatangi kantor BRI Unit Ngadiluwih, Cabang Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Senin, 12 Maret 2018. Mereka hendak meminta keterangan karena uangnya mendadak raib, padahal tidak merasa melakukan transaksi apa pun.
Salah satu nasabah BRI bernama Fendik mengaku kehilangan uang mencapai Rp 4 juta. Untuk itu, dia meminta pihak BRI untuk memblokir rekeningnya.
"Kemarin pukul 15.00 WIB, saya mendapatkan pesan SMS dari BRI. Isinya melakukan transaksi sebanyak tiga kali dengan jumlah Rp 4 juta. Padahal, saya tidak melakukan transaksi apa pun," ucapnya.
Kepala Cabang BRI Kediri, Dadi Kusnadi, mengaku telah mendapat laporan perihal kejadian ini. Ia telah meneruskan laporan tersebut ke kantor BRI pusat untuk menyelidiki penyebab berkurangnya saldo para nasabah.
"Kami tidak tahu tiba-tiba uang nasabah hilang begitu saja. Jadi, kami lapor ke pusat. Dugaan sementara, ini adalah skimming, yaitu penyadapan data nasabah, sehingga saat transaksi PIN nasabah bocor," katanya.
Ia menyebut, aduan terkait dengan uang nasabah yang hilang secara misterius itu terjadi dalam beberapa waktu terakhir. Hampir setiap hari ada aduan dari nasabah terkait dengan uang nasabah yang hilang. Nominalnya juga beragam, antara Rp 2-Rp 3 juta.
Advertisement
Jangan Panik
Kapolsek Ngadiluwih AKP Sokhib Dimyati mengimbau nasabah untuk tetap tenang dan tidak panik, karena ada niat baik dari pihak bank untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
"Sampai detik ini belum ada yang melapor ke kami. Kalau pun memang nantinya ada yang melapor, maka akan kita serahkan ke Polres," katanya.
Ia datang langsung ke BRI unit cabang di Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri, lokasi para nasabah yang mengadu karena saldo tabungan mereka berkurang misterius. Dari pemeriksaan awal, ada 16 nasabah yang mengadu hal tersebut.
"Yang mengadu kurang lebih 16 orang. Semoga tidak ada tambahan. Rata-rata ada yang Rp 5 juta, ada yang Rp 2 juta," tutur dia dia.
Slamet Wibowo selaku Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kediri menjelaskan, pihaknya saat ini telah meminta keterangan terkait kejadian tersebut kepada pihak bank yang bersangkutan.
"Saya masih meminta penjelasan kasus sebenarnya seperti apa, sehingga nanti kalau ada informasi dari teman-teman BRI, dan kami akan mencarikan solusi atau jalan keluarnya agar supaya nasabah tidak dirugikan," tutur Slamet Wibowo.
Ia berpesan kepada para nasabah untuk tetap tenang, karena industri keuangan akan tetap menjaga hubungan baik dengan mereka, apabila masalah masih bisa diselesaikan secara baik dan dibahas kekeluargaan. "Dan sampai saat ini, kami masih menunggu hasil investigasi internal dari bank BRI," ujarnya.
Pengamanan PIN
Ia menyebut, informasi hilangnya uang nasabah juga pernah terjadi dalam perkara yang diterima oleh OJK. Biasanya, modusnya lewat mesin ATM, misalnya adanya orang yang mengganjal mesin itu, merekam PIN, duplikasi PIN, sehingga orang tersebut bisa mengetahui PIN nasabah bersangkutan.
Pihaknya juga akan lebih intensif lagi mengedukasi pada nasabah agar lebih berhati-hati dalam penggunaan nomor PIN ATM. Nomor tersebut dianjurkan agar disimpan dengan baik, dengan tetap menjaga kerahasiaannya.
"Ini terkait pengamanan mengenai penggunaan PIN agar disimpan dengan baik, hati-hati kerahasiaan PIN jangan sampai ada orang yang tahu. Jika ada masalah, silakan dibahas dengan perbankan, apalagi ini masalah kepercayaan," kata dia.
Advertisement