Ubah Gaya Hidup untuk Kurangi Sampah Plastik di Lautan

Sebanyak 30 ton sampah yang didominasi sampah plastik menumpuk di area 1.000 meter persegi di Teluk Jakarta.

oleh Ahmad Apriyono diperbarui 19 Mar 2018, 12:16 WIB
Eskavator melakukan pengerukan sampah di kawasan Hutan Mangrove Ecomarine Muara Angke, Jakarta Utara, Minggu (18/3). Sampah didominasi sampah plastik seperti botol air kemasan, bungkus deterjen, hingga kemasan makanan ringan. (Liputan6.com/Arya Manggala)

Liputan6.com, Jakarta Sampah plastik makin banyak ditemukan akhir-akhir ini. Di Teluk Jakarta misalnya, sebanyak 30 ton sampah yang didominasi sampah plastik menumpuk di area 1.000 meter persegi. Tumpukan sampah itu dari ketinggian seperti membentuk daratan yang luas, bahkan menjadi bagian dari hutan bakau Ecomarine Tourism Mangrove di Muara Angke. Lantas hal apa yang bisa kita lakukan untuk mengurangi sampah plastik? Jawaban yang paling mungkin dilakukan adalah mengubah gaya hidup menjadi ramah lingkungan.

Pasalnya, di negara maju seperti Amerika Serikat saja misalnya, tercatat dari 33 ton sampah plastik yang dihasilkan negara tersebut, hanya 7 persen yang mampu didaur ulang. Sisanya limbah plastik akan berakhir di tempat pembuangan sampah, pantai, sungai, dan lautan.

Seperti dikutip dari laman mother nature network, Senin (19/3/2018), berikut beberapa pola gaya hidup dan langkah sederhana yang bisa dilakukan untuk menakan tingginya produksi sampah plastik dalam kehidupan.

Katakan Tidak pada Sedotan

Salah satu cara paling mudah untuk mengurangi sampah plastik adalah dengan menolak sedotan plastik. Ingatkan pelayan restoran atau rumah makan lain agar tidak memberikan kepada Anda sedotan plastik. Sebagai gantinya, Anda bisa membawa sedotan stainless yang bisa Anda bawa kemana-mana.


Bawa Kantung Belanja Sendiri

Selama tiga dasawarsa lebih, seorang kakek menggunakan kantung plastik yang sama untuk menampung barang belanjaannya.

Dalam satu menit ada satu juta kantung plastik yang keluar, dan satu kantung plastik memerlukan waktu 1.000 tahun untuk bisa terurai. Gunakan tas yang bisa digunakan lagi tiap hari jika Anda ingin belanja ke pasar tradisional maupun swalayan.

 


Gunakan Botol dan Wadah Makanan yang Bisa Dipakai Kembali

Untuk menjaga semangat minum selalu ‘menyala’ tidak ada salahnya kamu memilih tumbler yang ‘kamu banget.'

Anda perlu tahu tiap tahun ada 1,5 juta ton sampah botol plastik air mineral. Dengan mengisi ulang botol air minum, paling tidak Anda telah mencegah botol-botol tersebut berakhir di lautan. Bawa tumbler air minum yang bisa Anda gunakan berkali-kali dalam berbagai kesempatan.

 


Hindari Alat-alat Dapur dari Plastik

Sendok Garpu Plastik Bekas. Foto: WittyFeed

Kini saatnya untk mengucapkan selamat tinggal pada sumpit, pisau, garpu, dan bahan plastik sekali pakai lainnya. Mulailah menyimpan satu set peralatan yang bisa Anda bawa ke mana-mana dan bisa Anda gunakan kembali di lain waktu.

 


Gunakan Popok Kain

Popok bayi vs popok kain, mana yang lebih pas untuk kulit bayi? (Foto: www.sierraclub.org)

Berton-ton popok berakhir di lautan tiap tahunnya. Dengan beralih ke popok kain, Anda tidak hanya mengurangi limbah popok di lautan, tapi juga turut menghemat pengeluaran Anda.

 


Bersih dan Hijau

foto: Gogreenearth

Pertimbangkan untuk hidup kembali pada alam dengan tidak lagi membli pembersih dalam botolan plastik. Cukup gunakan baking soda dan cuka serta kain bersih untuk membersihkan beberapa sudut ruangan rumah Anda agar tampak kinclong. Selain bersih dan menjaga lingkungan, Anda turut menghemat pengeluaran tiap bulannya.

 

Simak juga video berikut ini:

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya