Liputan6.com, Bandung - Calon Gubernur Jawa Barat TB Hasanuddin melakukan blusukan ke pasar tradisional untuk meninjau kestabilan harga bahan pokok masyarakat di Pasar Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Kamis, 15 Maret 2018 lalu.
Di sela blusukannya, dia menyampaikan tujuh program unggulan yang akan digulirkan dalam membangun daerah dan masyarakat Jawa Barat. Salah satunya adalah program Imah Rempeg dengan menyiapkan rumah dengan down payment (DP) 1 persen dan cicilan rendah.
Advertisement
"Program Imah Rempeg ini merupakan langkah kita untuk menyejahterakan rakyat dengan menyediakan rumah yang aman dan nyaman untuk ditinggali," ujar TB Hasanuddin di lokasi.
Menurutnya, rumah DP 1 persen tersebut bersinergi dengan program Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang akan diaplikasikan di Jawa Barat.
Rencananya, kata TB Hasanuddin, perumahan tersebut akan dibangun dengan aset-aset yang dimiliki oleh pemerintah daerah Jawa Barat yang tersebar di ribuan titik.
"Aset-aset Pemda Jawa Barat kan banyak, kenapa tidak kita gunakan untuk kepentingan rakyat?" paparnya.
Selain Imah Rempeg, program unggulan lainnya juga telah disiapkan, di antaranya Bogagawe, Jabar Sebeuh, Jabar Cageur, Sakola Gratis, Turkamling dan Budaya serta Molotot.com.
Usai menyapa para pedagang dan pengunjung pasar, TB Hasanuddin yang didampingi sang istri Ika Eviolina mengikuti senam pagi bersama ibu-ibu relawan Hasanah.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Hasanah di Mata Akademisi
Sementara itu, praktisi dan akademisi dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Profesor Uyu Wahyudin mengatakan, visi misi pasangan dengan jargon Hasanah ini yakni Sawelas Asih sangat merakyat dan formula tepat untuk membawa Jawa Barat ke arah yang lebih baik.
"Saya menilai Hasanah adalah pasangan ideal yang memiliki kapasitas dan kemampuan membawa Jawa Barat lebih baik. Kang Hasan atau Kang Anton juga memiliki kemampuan baik dibidang pemerintahan, keamanan maupun pendidikan," kata Uyu.
Menurutnya, TB Hasanuddin berkarier di bidang militer hingga puncaknya masuk pada lingkaran Istana hampir 11 tahun. Dimulai saat menjadi ajudan manta Wakil Presiden Try Sutrisno, kemudian ajudan Presiden Habibie dan Gusdur, hingga menjadi Sekretaris Militer pada masa Presiden Megawati dan Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Kemudian, kata Uyu, Anton yang merupakan mantan Kapolda Jawa Barat tentunya sangat memahami karakter dan situasi keamanan ketertiban masyarakat (kamtibmas) di tatar Pasundan.
"Ini menarik lantaran baru pertama kali pasangan gubernur dan wakil gubernur terdiri dari TNI dan Polri. Selain itu, dengan pengalaman Kang Hasan yang pernah mendampingi kepala negara, tentunya ini menjadi bekal bila nanti insyaallah menjadi pemimpin Jawa Barat," ucapnya.
Menurut Uyu, masyarakat Jabar sangat membutuhkan pemimpin yang mampu memberikan rasa aman. Apalagi, saat ini marak isu radikalisme, terorisme, dan aksi-aksi kejahatan lain yang tentunya membutuhkan sosok yang mampu mengantisipasi hal tersebut.
Selain itu, dengan latar belakang militer dan TNI berpangkat jendral tentu sangat memudahkan dalam memberi kebijakan lantaran satu komando.
"Tetapi beliau tidak otoriter, lantaran mampu menempatkan diri, kapan harus berkompromi, kapan harus tegak lurus," jelas Uyu.
Advertisement