Liputan6.com, Tokyo - Tepat hari ini 23 tahun silam, sebuah aksi sadis terjadi di stasiun kereta bawah tanah Kasumigaseki, Tokyo, Jepang. Anggota sebuah sekte sesat melakukan serangan gas sarin di lokasi yang tengah ramai di jam sibuk.
Dikutip dari laman History.com, Selasa (20/3/2018), kejadian berlangsung saat calon penumpang merasa ada yang aneh. Mereka merasa tercekik akibat menghirup racun.
Sementara itu, para pelaku yang membuang gas beracun terlebih dahulu menegak antiracun dan berhasil melarikan diri.
Efek yang dirasakan oleh para korban adalah sesak napas dan turunnya kualitas penglihatan. Dilaporkan 12 orang tewas dan lebih dari 5.000 orang lainnya di rawat. Beberapa di antaranya mengalami koma.
Baca Juga
Advertisement
Pihak keamanan di Tokyo, Jepang pun langsung mengerahkan pasukannya, termasuk para tentara untuk membantu proses evakuasi para korban dari dalam stasiun kereta bawah tanah.
Mereka juga bergerak cepat melacak teroris pembuat senjata kimia tersebut. Ribuan pos pemeriksaan didirikan di seluruh negeri saat itu. Jepang geger. Tindakan kejam itu juga jadi sorotan dunia.
Setelah diselidiki, pihak keamanan menarik kesimpulan bahwa kelompok teroris dari sekte sesat Aum Shinrikyo menjadi dalang dari peristiwa tersebut.
Polisi lalu menyerbu markas mereka dan menangkap ratusan orang. Namun tidak berhasil membekuk pemimpin mereka, Shoko Asahara. Di satu kamp di dasar Gunung Fuji, polisi menemukan berton-ton bahan kimia yang digunakan untuk memproduksi gas sarin. Mereka juga menemukan tulisan berisi rencana untuk membeli senjata nuklir dari Rusia.
Polisi akhirnya menangkap Hideo Murai, salah satu pemimpin sekte sesat tersebut. Tetapi ketika dibawa ke tahanan ia ditikam sampai mati, oleh seorang yang menyalahkannya atas serangan gas beracun itu.
Tak lama setelah itu, polisi menemukan sebuah ruang bawah tanah yang tersembunyi di kompleks Gunung Fuji di mana pemimpin sekte lainnya bersembunyi, termasuk Masami Tsuchiya -- seorang ahli kimia yang mengaku membuat gas sarin.
Aum Shinrikyo awalnya merupakan kelompok spiritual yang menggabungkan ajaran Budha dan Hindu dan mulai dikembangkan pada tahun 1980-an. Belakangan kelompok ini terus berkembang dan mulai menyebarkan ajaran yang menunjukan obsesi begitu kuat bahkan paranoid terhadap hari kiamat.
Jauh setelah peristiwa gas sarin, kelompok ini kembali muncul dengan jati diri yang baru dan menyebut sebagai kelompok Aleph yang beroperasi sebagai kelompok spiritual.
Selain kasus keracunan yang terjadi di kereta bawah tanah Jepang, Sejarah lain mencatat pada 20 Maret 1956, Tunisia memperoleh kemerdekaan dari Perancis. Kemudian pada 20 Maret 1969, mantan Presiden Argentina Isabel Peron dipenjara selama 8 tahun.
Pada 20 Maret 1969, Mantan Presiden Argentina Isabel Peron dipenjara selama 8 tahun. Atas kaus penculikan seorang aktivis pada bulan Februari 1976.