Hadiah Mengharukan untuk Buruh Sepuh Wonosobo yang Jujur

Ia melaporkan temuan dompet ini kepada Bhabbinkabtibmas Gondowulan, Bripka Gigih Setyaji, yang merupakan anggota Polsek Kepil, Wonosobo.

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 20 Mar 2018, 03:03 WIB
Muhsoni dan Nur Azizah, buruh dan remaja yang jujur asal Wonosobo. (Foto: Liputan6.com/Polres Wonosobo/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Wonosobo - Mata Nur Azizah (18) menyipit memastikan yang dilihatnya tak salah. Di sebuah warung kelontong, Kepil, Wonosobo, di antara rak barang, ia melihat sebuah dompet tergeletak.

Maka ia pungut dompet itu. Di dalamnya, ada uang, dokumen penting, dan surat berharga. Ia catat baik-baik tanggalnya, 2 Februari 2018.

Kejujurannya diuji. Apalagi, menilik kebutuhan hidup yang semakin tinggi saja. Sementara ia, tak memiliki pekerjaan tetap. Mudah saja baginya untuk menyelipkan dompet di saku celananya.

Namun, ia tak melakukan hal tercela itu. Warga Dusun Saren Desa Gondowulan Kecamatan Kepil, Wonosobo, ini sadar bahwa barang itu bukanlah miliknya.

Makanya, ia melaporkan temuan dompet ini kepada Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabbinkabtibmas) Gondowulan, Bripka Gigih Setyaji, yang merupakan anggota Polsek Kepil, Wonosobo.

Tak selang berapa lama, di bulan yang sama, tepat di tanggal 26 Februari 2018, warga desa yang sama, Muhsoni juga menemukan barang yang bukan miliknya. Usianya sudah sepuh, yakni 61 tahun.

Muhsoni menemukan ponsel merek Asus di lantai sebuah minimarket di Wonosobo. Prinsip Muhsoni pun sama dengan Nur Azizah. Ia jujur dan tak hendak memiliki barang yang bukan haknya.


Ternyata, 2 Orang Jujur Beralamat di Desa yang Sama

Nur Azizah menerima piagam kejujuran dari Kapolres Wonosobo. (Foto: Liputan6.com/Polres Wonosobo/Muhamad Ridlo)

Dan, kebetulan, dua orang ini sama-sama beralamat di Desa Gondowulan, Kecamatan Kepil. Hanya saja, dusunnya berbeda. Nur Azizah tinggal di Dusun Saren, adapun Muhsoni di Dusun Gawis Kulon RT 02/16.

Ia pun secepatnya mencari Bhabinkabtibmas Gondowulan yang dikenalnya dengan baik, Bripka Gigih. Muhsoni menyerahkan ponsel tersebut untuk dikembalikan kepada pemiliknya.

Sehari-hari, Muhsoni hanya buruh lepas. Pendapatannya hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Terkadang, malah kurang. Tetapi, ia benar-benar memegang teguh kejujurannya itu.

Bagi Gigih, penyerahan dua barang oleh dua orang penemu yang berbeda generasi itu semakin membuatnya yakin bahwa masih banyak orang-orang baik dan jujur.

Ia pun segera melaporkan kepada atasannnya, Inspektur Satu Muji Darmaji. Lantas, ia segera menjalankan amanah dua orang itu untuk menyerahkan barang kepada pemiliknya.

Hasil penelusuran Bripka Gigih, ternyata orang yang kehilangan dompet itu adalah Lukman Hakim, warga Kapulogo Kecamatan Kepil. Adapun yang kehilangan ponsel adalah Surahman, warga Brokoh Desa Pancurwening, Wonosobo.

Tak berhenti di situ, Kapolsek Kepil lantas menceritakan kisah dua orang jujur yang kebetulan beralamat sama di Desa Gondowulan kepada Kepala Polres Wonosobo, Abdul Waras. Kapolres kemudian merencanakan pemberian penghargaan kepada dua orang jujur dan juga Bripka Gigih.


Piagam Kejujuran untuk 2 Orang Baik Hati

Muhsoni menerima Piagam Kejujuran dari Kapolres Wonosobo. (Foto: Liputan6.com/Polres Wonosobo/Muhamad Ridlo)

Barangkali, Muhsoni dan Nur Azizah pun sudah lupa dengan temuannya. Mereka sudah tenggelam dengan kesibukan sehari-harinya.

Tanpa dinyana, Bripka Gigih bertamu dan memberikan undangan untuk mengikuti upacara pengibaran bendera luar biasa dan pemberian piagam kejujuran kepada mereka berdua. Tentu, baik Muhsoni maupun Nur Azizah terkejut dan sungguh terharu.

Senin (19/3/2018), di Markas Polsek Kepil, Kapolres Wonosobo AKBP Abdul Waras memimpin langsung penyerahan piagam kejujuran itu. Tentu, dua orang ini tak menyangka bahwa apa yang mereka lakukan amat dihargai.

"Di era sekarang sangat jarang ditemukan orang yang jujur seperti keduanya. Keduanya tidak ingin memiliki barang yang bukan sebagai haknya," ucap Kapolres, seusai pemberian piagam.

Pemberian penghargaan itu sekaligus untuk memberikan pelajaran bagi masyarakat agar meneladani perilaku penemu baik hati itu.

Abdul juga mengapresisasi Bhabinkabtibmas Gondowulan, Bripka Gigih Setyaji yang mendapat mandat untuk untuk menyerahkan barang kepada pemiliknya.

"Ini menunjukkan bahwa anggota saya cukup dikenal dan dipercaya oleh masyarakat. Dan kami sangat mengutamakan pelayanan kepada masyarakat,” dia menegaskan.

Kisah orang jujur ini barangkali hanya titik kecil di tengah hingar bingar kasus korupsi yang terjadi di Indonesia. Tetapi, setidaknya, dua orang beda generasi ini menunjukkan bahwa Indonesia tak kehabisan orang baik hati, orang jujur dan berintegritas.

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya