Dua Komisaris Independen Astra International Mengundurkan Diri

PT Astra International Tbk akan gelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 25 April 2018.

oleh Agustina Melani diperbarui 19 Mar 2018, 21:30 WIB
Gedung PT Astra International Tbk (Foto: Dokumen PT Astra International Tbk)

Liputan6.com, Jakarta - PT Astra International Tbk (ASII) menerima permohonan pengunduran diri komisaris independen dan direksi pada 15 Maret 2018.

Sekretaris Perusahaan PT Astra International Tbk Gita Tiffany Boer menyampaikan hal tersebut dalam keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (19/3/2018).

Perseroan telah menerima permohonan pengunduran diri dari Sidharta Utama dan Yasutoshi Sugimoto selaku Komisaris Independen perseroan. Selain itu, perseroan juga menerima pengunduran diri Widya Wiryawan selaku direktur perseroan pada 15 Maret 2018.

“Permohonan pengunduran itu akan diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Perseroan pada 25 April 2018,” ujar Gita.

Namun perseroan belum menyebutkan alasan pengunduran diri tersebut. Yasutoshi Sugimoto diangkat jadi komisaris independen pada RUPST 2017.

Sedangkan Widya Wiryawan menjabat sebagai direktur PT Astra International sejak Mei 2008. Widya bergabung dengan Asta sejak 1994. Ia menjabat sebagai Presiden Direktur PT Astra Agro Lestari Tbk sejak Mei 1997. Sebelumnya ia pernah menjabat sebagai wakil presiden direktur sejak 2006.

Sebelumnya Widya Wiryawan juga pernah menjabat sebagai Direktur Keuangan PT Federal International Finance pada 1997-2000. Kemudian menjabat sebagai Direktur Keuangan PT Astra Otoparts pada 2000-2005 sebelum ditunjuk menjadi wakil presiden direktur pada 2006 di perusahaan yang sama.

 


Laba Bersih Tumbuh 25 Persen

Pengunjung melintasi layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (10/2). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Astra International Tbk (ASII) mencatatkan kinerja positif sepanjang 2017. Ini ditunjukkan dari pertumbuhan pendapatan dan laba bersih perseroan.

PT Astra International Tbk (ASII) mencetak laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 25 persen menjadi Rp 18,88 triliun pada 2017. Pada 2016, perseroan meraup laba bersih Rp 15,15 triliun.

Pertumbuhan laba itu didorong pendapatan naik 14 persen menjadi Rp 206,05 triliun hingga akhir 2017 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 181,08 triliun. Beban pokok pendapatan naik menjadi Rp 163,68 triliun pada 2017 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 144,65 triliun. Hal itu mendorong laba bruto naik 14,01 persen menjadi Rp 42,36 triliun.

Perseroan mengurangi rugi selisih kurs dari Rp 155 miliar pada 2016 menjadi Rp 9 miliar pada 2017. Bagian atas hasil bersih ventura bersama naik menjadi Rp 5,44 triliun pada 2017 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,11 triliun.

Melihat kondisi itu, perseroan mencatatkan laba bersih per saham naik menjadi Rp 466 pada 2017 dari periode 2016 sebesar Rp 374.

"Setelah mencetak kinerja keseluruhan yang baik pada tahun 2017, Grup Astra diharapkan dapat terus diuntungkan dari membaiknya kondisi ekonomi serta stabilnya harga komoditas, meskipun persaingan di pasar mobil akan terus meningkat," ujar Presiden Direktur PT Astra International Tbk, Prijono Sugiarto.

PT Astra International Tbk akan mengusulkan dividen final sebesar Rp 130 per saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada April 2018. 

Usulan dividen final itu bersama dengan dividen interim Rp 55 per saham akan menjadikan dividen total pada 2017 menjadi Rp 185  per saham dari sebelumnya Rp 177 per saham.

Dividen final yang diusulkan tersebut berdasarkan pertimbangan meningkatnya utang pada level perusahaan induks Astra International dan rencana investasi lainnya di masa mendatang.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya