Liputan6.com, Jakarta Google Doodle hari ini menampilkan sosok Usmar Ismail, tokoh yang dikenal luas sebagai Bapak Perfilman Indonesia. Menariknya, ketika dia dipenjara sebagai jurnalis, Usmar Ismail masih sempat terlibat dalam pembuatan sebuah film.
Dikutip dari Ensiklopedia Sastra Indonesia, Selasa (20/3/2018), penangkapan itu terjadi pada tahun 1948, yakni saat meliput peristiwa perundingan Belanda dan Indonesia di Jakarta. Pihak Belanda yang tahu bahwa dia juga seorang mayor tentara menangkapnya.
Advertisement
Namun, setelahnya, dia dipekerjakan di sebuah studio film Belanda untuk membantu Andjar Asmara.
Keduanya membuat dua film yaitu Harta Karun dan Tjitra. Sejak itulah, dia mulai terlibat ke dalam bidang yang dia minati.
Sayangnya, Usmar tidak puas karena lingkungan saat itu tidak mendukung. Maka, saat Belanda mengakui kedaulatan Republik Indonesia saat itu, dia berhenti dari militer dan mendirikan perusahaan film bersama rekan-rekannya yang pernah terlibat dalam sandiwara "Maya".
Simak juga video menarik berikut ini:
Usmar Ismail dan Djamaludin Malik
Sosok Usmar yang religius membuatnya dianggap sebagai musuh Partai Komunis Indonesia saat itu. Bersama dirinya, Djamaludin Malik, produser yang merupakan tokoh Nahdlatul Ulama (NU), juga dimusuhi. Keduanya dikenal sebagai dwitunggal perfilman nasional.
Usmar Ismail juga melanjutkan tugas Djamaludin Malik sebagai ketua Persatuan Produser Film Indonesia, organisasi di bidang film yang keduanya dirikan saat itu.
Advertisement