BI Kini Ikut Awasi Pasar Keuangan Dunia

BI resmi diterima menjadi anggota Committee on Payments and Market Infrastructures (CPMI).

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 20 Mar 2018, 10:45 WIB
Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo (batik hitam) saat akan memberikan keterangan pers di Jakarta,(19\8). Hasil Rapat Dewan Gubernur BI mencatat triwulan II 2016 mempertahankan 7 days Repo Rate sebesar 5,25 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) resmi diterima menjadi anggota Committee on Payments and Market Infrastructures (CPMI) yang ditetapkan pada Global Economy Meeting dari Bank for International Settlement (BIS) pada 18 Maret 2018 di Buenos Aires, Argentina.

Bank for International Settlement merupakan organisasi keuangan internasional yang bertugas mencapai stabilitas moneter dan keuangan, mendorong kerja sama internasional, dan merupakan bank bagi para bank sentral.

"Dengan bergabung pada CPMI, Bank Indonesia akan terlibat aktif pada kerja sama pengawasan, kebijakan, dan operasional dari sistem pembayaran dan infrastruktur pasar keuangan di dunia," kata Gubernur Bank Indonesia Agus DW Martowardojo dalam keterangan tertulis, Selasa (20/3/2018).

Agus menjelaskan, CPMI merupakan komite di Bank for International Settlement yang berperan menetapkan standar internasional untuk mempromosikan, memonitor dan membuat rekomendasi terkait keamanan dan efisiensi sistem pembayaran dan infrastruktur pasar keuangan.

Tugas CPMI tersebut bertujuan untuk mendukung stabilitas sistem keuangan dan perekonomian secara umum. Bersama Bank Indonesia, turut bergabung pula Central Bank of Argentina dan Bank of Spain sebagai anggota CPMI baru, yang merupakan penambahan anggota pertama kali sejak 2009.

Total anggota CPMI saat ini menjadi 28 bank sentral. Anggota CPMI adalah bank sentral yang memiliki sistem pembayaran dan infrastruktur pasar keuangan yang signifikan atau bersifat sistemik. 


Infrastruktur Pasar Keuangan

Deputi Gubernur BI Senior Mirza Adityaswara (kiri) bersama Gubernur BI Agus D.W. Martowardojo berbicang saat menggelar konferensi pers Triwulan III Bank Indonesia (BI) di Gedung BI, Jakarta, Selasa (17/11/2015). (Liputan6.com/Angga Yunia)

BI telah menerapkan secara penuh prinsip-prinsip infrastruktur pasar keuangan (Principles for Financial Market Infrastructures - PFMI) dalam systemically important financial market infrastructure yang dimiliki, yaitu Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) System dan Bank Indonesia Scriptless Securities Settlement System (BI-SSSS).

Saat ini, Indonesia memiliki infrastruktur sistem keuangan yang signifikan, tercermin dari volume maupun nominal berukuran besar yang ditransaksikan.

Selama tahun 2017, BI menyelesaikan 10,2 juta transaksi nilai besar melalui BI-RTGS, 129,3 juta transaksi melalui Kliring Nasional dan 305 ribu untuk BI-SSSS.

Dalam update terakhir yang dilakukan oleh CPMI atas asesmen implementasi PFMI, BI-RTGS dan BI-SSSS mendapat predikat tertinggi dengan nilai 4.

"Keanggotaan tersebut juga merupakan pengakuan dunia internasional atas pencapaian dan komitmen Indonesia untuk memperkuat sistem pembayaran dan infrastruktur pasar keuangan. Hal ini menunjukkan peran penting Indonesia dalam turut serta menciptakan stabilitas moneter dan keuangan global, sekaligus meningkatkan stabilitas keuangan nasional,” tambah Agus.

Selain itu, Gubernur Bank Indonesia juga menyampaikan bahwa Bank Indonesia akan berkesempatan memperoleh insight mengenai isu-isu terkini di sistem pembayaran, seperti tren digital innovation, yang dapat memperkaya proses perumusan kebijakan di Bank Indonesia. 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya