Cara Deddy Mizwar Atur Menjamurnya Minimarket di Jabar

Calon gubernur Jawa Barat nomor urut 4 Deddy Mizwar menyoroti menjamurnya pasar modern dan minimarket di Jawa Barat.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 20 Mar 2018, 12:31 WIB
Calon gubernur Jawa Barat nomor urut 4 Deddy Mizwar. (Tim Media Demiz/Huyogo Simbolon)

Liputan6.com, Sumedang - Calon gubernur Jawa Barat nomor urut 4 Deddy Mizwar menyoroti menjamurnya pasar modern dan minimarket di Jawa Barat. Apalagi saat ini penyebaran mini market pun telah menyasar wilayah pedesaan.

"Tentunya itu sangat memprihatinkan, harusnya itu diatur dengan sebaik mungkin, termasuk diatur zonasinya," kata Deddy di sela kampanye di Pasar Tanjungsari Sumedang yang disampaikan melalui tim media, Selasa (19/3/2018).

Menurut dia, menjamurnya minimarket dan pasar tradisional sebetulnya merupakan tanggung jawab pemerintah kabupaten kota. Mestinya pemerintah kabupaten kota memperketat perizinan pembangunan minimarket.

"Kabupaten kota yang harus memperketatnya, mereka yang punya regulasi, daerah daerah mana yang bisa dibangun supermarket, dan daerah mana yang tidak menganggu eksistensi dari pasar tradisional dan warung kecil," ujarnya.

Pemerintah kabupaten kota, lanjut Deddy Mizwar, harus selektif dalam memberikan perizinan minimarket dan pasar modern. Pasalnya, kalau hal tersebut tidak diatur dengan baik, maka imbasnya akan berdampak terhadap para pedagang, khususnya di pasar tradisional dan tingkat warungan.

"Jadi jangan hanya mengharap PAD-nya saja, tetapi harus memperhatikan bagaimana nasib para pedagang kecil lainnya," ucap Deddy.

Ia menilai hal ini sangat penting, sehingga kehadiran minimarket pun tidak membuat ekonomi kerakyatan menjadi terpuruk. Apalagi saat ini pun mini market banyak menjamur di wilayah pedesaan. Sehingga hal tersebut pun sangat berdampak terhadap para pedagang kecil yang ada di pedesaan.

"Makanya ini harus diatur dengan sebaik mungkin, jangan sampai kehadirannya malah membuat pedagang warungan menjadi tersingkirkan," katanya.

Meski demikian, pria yang akrab disapa Demiz ini mengatakan, para pedagang tradisional pun perlu meningkatkan daya saingnya. Baik itu dengan menjaga kualitas produk ataupun dari sisi kenyamanan pengunjung. Sehingga para pedagang misalnya perlu memperhatikan masalah sampah.

"Masalah sampah ini memang klasik, tapi tentunya ini harus dibenahi. Semua pihak perlu menjaga lingkungan di sekitarnya, pengelola pasar pun jangan biarkan sampah menumpuk," ungkap Deddy Mizwar


Tingkatkan Ekspor Kelinci

Calon gubernur Jawa Barat nomor urut 4 Deddy Mizwar. (Tim Media Demiz/Huyogo Simbolon)

Selain soal pasar tradisional, Deddy Mizwar juga berkomitmen mengembangkan potensi yang dimiliki para peternak kelinci di Jawa Barat khususnya yang ada di wilayah Lembang, Kabupaten Bandung Barat.

"Potensi peternak kelinci ini sangat besar, selain ada kelinci pedaging, ada juga kelinci kontes atau kelinci hias, ini enggak kalah serunya sama hewan peliharaan lainnya, lucu lucu," jelas Deddy Mizwar.

Menurutnya permintaan terhadap kelinci hias dan pedaging asal Bandung Barat sangat besar. Tidak hanya di dalam negeri saja, bahkan permintaan ekspor pun cukup tinggi.

"Ini potensial ada kelinci hias, belum bicara kelinci potong, Indofood juga minta, tapi bagaimana cara memenuhi permintaan dari produsen makanan khususnya," kata Demiz saat bersilaturahmi dengan para petani peternak kelinci di Kampug Baruadjak, Lembang, Bandung Barat.

Melihat kondisi ini Deddy memastikan ternak kelinci ini perlu dikembangkan, baik dari sisi pembibitanya maupun inovasi tekhnologinya. "Perlu juga inovasi teknologi bagaimana pembibitannya perlu penelitian yang lebih lanjut, karena potensi proteinnya yang bagus. Saya kira ke depannya perlu dikembangkan alternatif protein hewani dan bisa dilakukan masyarakat Jabar. Ini udaranya dingin, enggak bisa dilakukan di sembarang daerah," katanya.

Demiz mengatakan, ternak kelinci ini memiliki ciri khas, sehingga harus didorong secara maksimal. Apalagi kalau melihat sisi permintaannya yang sangat tinggi, baik untuk kelici pedaging maupun kelinci hias atau kontes. 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya