Liputan6.com, Paris - Anggota Dewan Paris akan memutuskan masa depan bisnis Xdolls, tempat para pengunjung dikenakan 89 euro (sekitar Rp 1,5 juta) per jam untuk 'menghabiskan waktu' dengan boneka seks.
Saat ini Xdolls terdaftar sebagai tempat bermain. Namun sejumlah pihak berargumen bahwa itu adalah rumah bordil -- memiliki atau mengoperasikan rumah pelacuran merupakan hal ilegal di Prancis.
Dikutip dari BBC, Selasa (20/3/2018), menurut pemiliknya, Joachim Lousquy, klien Xdolls kebanyakan merupakan pria. Namun, ada sejumlah pasangan yang mengunjungi tempat yang terletak di sebuah flat itu.
Baca Juga
Advertisement
Xdolls memiliki tiga kamar, yang masing-masing di dalamnya terdapat boneka seks setinggi 145 cm dan berharga ribuan euro.
Para pengunjung harus memesan dan membayarnya secara online. Alamatnya juga dirahasiakan. Lousquy mengatakan, tetangga di tempat tersebut tak mengetahui keberadaan bisnis berbasis boneka seks itu.
Sakiskan Video Pilihan di Bawah Ini:
Xdolls Dianggap Merendahkan Wanita
Seorang anggota dewan komunis, Nicolas Bonnet Oulaldj, mengatakan bahwa Xdolls merendahkan wanita.
"Xdolls menyampaikan citra yang merendahkan wanita," ujar Oulaldj seperti dikutip dari Le Parisien.
Ia dan rekan-rekan dewannya menyerukan larangan Xdolls. Mereka juga mengatakan bahwa operasi Xdolls seperti rumah pelacuran
Namun, Lousquy mengatakan, boneka seks yang ada di tempatnya adalah sex toys. Ia juga tak melihat boneka itu sebagai hal yang merendahkan wanita.
Pengacara dan juru bicara untuk sebuah asosiasi feminis Paris, Lorraine Questiaux, mengatakan bahwa ada 86.000 perempuan di Paris yang diperkosa setiap tahunnya.
"Xdoll bukan toko seks. Ini tempat yang menghasilkan uang dan di mana Anda memerkosa wanita," ujar Questiaux, yang menginginkan tempat itu untuk ditutup.
Advertisement