Liputan6.com, Yogyakarta Polda DIY mengungkapkan empat modus pencurian ATM yang kerap terjadi di Yogyakarta. Polisi menangkap 17 pelaku pencurian yang beraksi di 89 titik Sleman, Yogyakarta, dan Bantul pada awal 2018.
"Mereka beraksi dengan mengganjal mesin ATM menggunakan tusuk gigi, setelah itu korban baru didekati dengan berbagai cara," ujar Kombes Pol Hadi Utomo, Dirreskrimum Polda DIY, dalam jumpa pers di Mapolda DIY, Selasa (20/3/2018).
Ia menuturkan para pelaku berasal dari jaringan yang berbeda-beda. Sejumlah sindikasi menyasar Yogyakarta karena termasuk kota besar dan mesin ATM tersebar di seluruh wilayah.
Baca Juga
Advertisement
Berdasarkan penelusuran, modus yang digunakan pelaku ada empat macam. Pertama, pelaku menggunakan stiker call center palsu yang dipasang di mesin ATM. Ketika korban merasa kebingungan, mereka segera menghubungi nomor call center itu.
Pelaku yang berperan sebagai call center menerima telepon dan meminta nomor PIN korban. Sementara, pelaku lain yang berada di lokasi bersama korban sudah menukar kartu ATM korban dengan kartu palsu.
Beridentitas Bank Palsu
Kedua, pelaku berpura-pura sebagai pegawai bank yang bersangkutan. Salah satu pelaku berusaha meyakinkan korban dengan memakai kartu identitas atau seragam salah satu bank.
Korban yang kebingungan secara otomatis memercayai pelaku dan menuruti permintaan serta memberikan informasi yang dibutuhkan.
Ketiga, pelaku mengganjal mesin ATM dengan tusuk gigi sehingga korban sulit mengakses. Kemudian, pelaku datang menawarkan bantuan dengan terlebih dulu menukar kartu ATM asli dengan tiruan.
Keempat, skimming. Pelaku meletakkan alat untuk menggandakan data atau keypad palsu sehingga nomor PIN korban bisa diketahui dengan mudah.
"Masyarakat belum ada pencerahan soal itu, padahal sering ada kejadian, mereka selalu menjawab karena kebingungan jadi yang paling penting harus selalu hati-hati," ucap Hadi.
Advertisement
Pergi dari Mesin ATM
Hadi mengimbau kepada masyarakat untuk selalu waspada ketika menggunakan ATM. Nilai kejahatan pencurian ATM diperkirakan mencapai miliar rupiah, walaupun barang bukti hanya berkisar Rp 100 jutaan.
"Barang bukti yang disita ini hanya saat mereka beroperasi, sementara hasil pencurian sebelumnya masih dilacak," tuturnya.
Ia meminta masyarakat hanya menggunakan nomor call center yang tercantum di layar mesin ATM. Jangan melihat nomor stiker yang tertempel di mesin.
Apabila kartu ATM sulit mengakses mesin, lebih baik segera tinggalkan dan pindah ke mesin ATM lainnya.
"Dan jika kartu ATM rusak segera diganti atau ditukar di bank," ucapnya.
Waspadai Mesin ATM di Minimarket
Kasat Reskrim Polres Bantul AKP Anggaito Hadi Prabowo mengimbau masyarakat untuk waspada ketika mengambil uang di mesin ATM, termasuk mesin yang berada di minimarket. Pasalnya, kejadian penempelan stiker call center palsu di Bantul kebanyakan terjadi di minimarket.
"Pegawai di minimarket tidak memperhatikan karena bukan kewenangan mereka," tuturnya.
Kebanyakan pelaku berperan sebagai orang yang ingin mengambil uang di mesin ATM ketika menempelkan stiker tersebut. Seusai menjalankan aksinya, stiker call center itu pun segera dicabut sehingga tidak meninggalkan jejak.
Terkait pencurian di ATM dengan skimming, Anggaito mengatakan belum ada kejadian itu di Bantul. Kebanyakan pencurian masih dilakukan dengan cara manual.
Advertisement