Liputan6.com, Seoul - Kelompok penyanyi K-pop asal Korea Selatan, Red Velvet, dijadwalkan akan mengunjungi ibu kota Korea Utara, Pyongyang, pada 31 Maret 2018.
Red Velvet diutus oleh pemerintah Korea Selatan sebagai bentuk "balasan" pasca-Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang, di mana Korea Utara bersedia mengirimkan para atletnya untuk mengikuti pertandingan secara damai, bahkan di bawah satu bendera unifikasi.
Advertisement
Melalui pernyataannya, Kementerian Unifikasi Korea Selatan menyebut, ada sekitar 160 tokoh ternama yang akan pentas di negeri pimpinan Kim Jong-un. Mereka akan menetap di sana sampai 3 April 2018, demikian seperti dikutip dari South China Morning Post, Selasa (20/3/2018).
Selain grup K-Pop Red Velvet, Korea Selatan juga mengirimkan artis veteran Cho Yong-pil dan Lee Sun-hee, kata Kementerian tersebut. Cho adalah penyanyi terakhir asal Korea Selatan yang tampil di Korea Utara, pada sebuah konser di Pyongyang tahun 2005.
"Saat kami berada di atas panggung, saya yakin akan sulit untuk mengungkapkan denuklirisasi," kata penyanyi dan produser musik Yoon Sang, yang memimpin delegasi 160 artis tersebut.
"Tugas pertama kami adalah menanamkan rasa kagum di khalayak Korea Utara, seperti yang mereka lakukan kepada kami saat Olimpiade. Kami pastikan tidak ada yang aneh," katanya saat melakukan konferensi pers.
Para artis akan mengadakan dua pertunjukkan di Pyongyang: di East Pyongyang Grand Theatre dan di Ryukyung Chung Ju Yung Gymnasium.
Sedangkan para pejabat Korea Selatan akan mengunjungi Korea Utara dari tanggal 22 hingga 24 Maret untuk memeriksa lokasi konser dan memastikan Korea Utara dapat memberikan fasilitas terbaik kepada para artis.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Korsel: Ada Kemungkinan Korea Utara Setop Program Senjata Nuklir
Sementara itu, sebelumnya Korea Utara berkeinginan untuk membicarakan penghapusan senjata nuklirnya, dengan syarat keamanan negaranya terjamin. Pernyataan itu disampaikan Korea Selatan usai 10 delegasinya bertemu dengan petinggi Korut, termasuk Kim Jong-un.
Korea Selatan juga mengatakan, Kim mau berdialog dengan Amerika Serikat dan menghentikan uji coba senjata.
"Korea Utara menunjukkan keinginannya atas denuklirisasi Semenanjung Korea. Jika ancaman militer terhadap Korea Utara menurun dan keamanan rezim terjamin, Korea Utara memperlihatkan bahwa tak ada alasan untuk mempertahankan nuklirnya," demikian pernyataan dari Kantor Kepresidenan Korea Selatan, seperti dikutip dari BBC edisi 7 Maret 2018.
Selain itu, delegasi Korsel mengatakan bahwa pemimpin kedua negara, Kim Jong-un dan Moon Jae-in, sepakat untuk bertemu dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) pada April 2018.
Kim dan Moon rencananya akan bertemu di Panmunjom, desa yang terletak di Demilitarized Zone (DMZ). Kedua negara juga sepakat untuk membuka sambungan komunikasi hotline antara pemimpinnya.
Sejumlah kesepakatan yang mencengangkan banyak pihak itu disampaikan usai 10 delegasi Korea Selatan berdialog dengan petinggi Korea Utara di Pyongyang pada 5 sampai 6 Maret 2018.
Pertemuan tersebut terjadi setelah hubungan kedua negara menghangat dalam Olimpiade Musim Dingin 2018 yang digelar di Pyeongchang, Korea Selatan.
Selain pawai di bawah satu bendera, tim hoki es Korut dan Korsel juga bertanding dalam satu regu. Kim Jong-un pun menyebut jamuan Negeri Gingseng begitu mengagumkan terhadap negaranya.
Delegasi Korea Selatan diperkirakan akan mengunjungi Washington pada akhir pekan ini untuk memberi informasi kepada pejabat AS tentang pembicaraan mereka dengan Korea Utara.
Advertisement