Liputan6.com, Jakarta - PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) mencatatkan kinerja kurang positif pada 2017. Ini ditunjukkan dari laba bersih perseroan merosot.
Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), seperti ditulis Selasa (20/3/2018), laba bersih tahun berjalan turun 54,95 persen dari Rp 4,53 triliun pada 2016 menjadi Rp 2,04 triliun pada 2017, Akan tetapi, pendapatan PT Semen Indonesia Tbk naik tipis 6,42 persen ke posisi Rp 27,81 triliun pada 2017 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 26,13 triliun.
Beban pokok pendapatan naik 22 persen ke posisi Rp 19,8 triliun pada 2017. Laba kotor perseroan turun 19,48 persen dari Rp 9,85 triliun pada 2016 menjadi Rp 7,95 triliun.
Baca Juga
Advertisement
Perseroan mencatatkan beban penjualan turun menjadi Rp 2,41 triliun pada 2017 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,71 triliun. Beban umum dan administrasi naik 11,96 persen menjadi Rp 2,42 triliun. Pengasilan keuangan turun menjadi Rp168,67 miliar pada 2017.Perseroan juga mencatatkan rugi entitas asosiasi sebesar Rp 9,6 miliar pada 2017 dari sebelumnya untung Rp 37,29 miliar.
Dengan melihat kondisi itu, laba per saham dasar melemah menjadi Rp 340 per saham pada 2017 dari periode 2016 sebesar Rp 762.
Total liabilitas tercatat Rp 18,52 triliun pada 2017. Sedangkan ekuitas mencapai Rp 30,43 triliun pada 2017 dari periode 2016 sebesar Rp 30,57 triliun. Perseroan kantongi kas Rp 3,6 triliun pada 31 Desember 2017.
Pada penutupan perdagangan saham, Selasa 20 Maret, harga saham PT Semen Indonesia Tbk turun tipis 0,24 persen ke posisi Rp 10.450 per saham. Total frekuensi perdagangan 1.852 kali dengan nilai transaksi Rp 21 miliar.
Strategi Semen Indonesia Hadapi Persaingan
Sebelumnya, tingginya pasokan semen di Indonesia menyebabkan persaingan di industri produsen semen sangat ketat. Hal ini yang menjadikan dasar salah satu BUMN, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, berupaya untuk meningkatkan kualitas.
Kepala Seksi Data dan Riset Pemasaran Semen Indonesia Hendri Erza mengungkapkan, salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan meningkatkan kualitas pelayanan dan sistem menejemen perusahaan dengan mengimplementasikan sistem Enterprise Resource Planning (ERP).
"Enterprise Resource Planning, dipilih untuk memperkuat supply chain Semen Indonesia. Sistem ERP, akan mengintegrasikan proses bisnis dan distribusi semen dari hulu ke hilir mulai dari input, proses, sampai output. Mulai dari pembelian barang, gudang, hingga delivery ke pasar," kata dia dalam keterangannya, Senin 30 Oktober 2017.
Dengan menggunakan sistem ini maka toko, distributor, dan Semen Indonesia akan disatukan dalam sistem ERP. Hal tersebut juga menjadi alasan kuat mengapa Semen Indonesia memilih menggunakan FORCA ERP.
Hendri menambahkan, ERP buatan dalam negeri ini, selain memuat peraturan lokal seperti perpajakan, juga akan menjadi jembatan antara Semen Indonesia dan Distributor hingga ke Toko.
Maka dari itu menejemen Semen Indonesia terus mensosialisasikan sistem yang dimilikinya ini ke berbagai jaringan pemasarannya mulai dari kantor Jakarta, Padang, dan Gresik untuk sebagian distributor wilayah Jawa Bagian Barat, Jawa Bagian Timur, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Indonesia Timur.
"Melihat kondisi saat ini, konsumen khusunya di Indonesia telah menjadi konsumen cerdas. Lingkungan dan perubahan zaman yang telah beralih ke ranah digital tentunya sangat berpengaruh terhadap perilaku pembelian kosumen. Konsumen menuntut kecepatan pembelian, dan service level yang tinggi," jelas dia.
Dengan ERP ini, distributor diharapkan agar dapat mengelola data dengan baik, mengetahui keunggulan dan celah bisnis, dan dapat memiliki strategi yang unggul kedepan. Oleh karena itu, Semen Indonesia akan mendukun penuh transformasi digital pada seluruh rantai pasok.
"Kecepatan dan transparansi dari sisi keuangan Distributor adalah hal utama dalam menjalakan bisnis. Dengan penggunaan FORCA ERP, diharapkan pengelolaan perusahaan akan lebih efektif dan efisien. Dan tentunya, kita akan menjadi lebih kuat," tutup Hendri.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement