Liputan6.com, Jakarta Dokter spesialis kulit dan kelamin, Ivony Moesa, mengimbau supaya kita lebih berhati-hati saat hari tanpa bayangan. Fenomena itu membuat matahari berada hampir di atas kepala kita dan akan lebih terik dari biasanya.
Karena itu, jangan lupa memakai pelindung fisik, bisa topi maupun payung. "Jadi, biar mataharinya tidak langsung mengenai kita," kata Ivony yang sudah satu tahun ini berpraktek di Rumah Sakit Indriyati Solo saat dihubungi Health Liputan6.com pada Selasa, 20 Maret 2018, malam.
Advertisement
Terutama bagi mereka yang berada di luar rumah sedari pagi sampai fenomena hari tanpa bayangan itu muncul. "Pokoknya, sudah harus terlindungi," ia menegaskan.
Ivony bilang, memilih payung untuk digunakan selama berlangsungnya hari tanpa bayangan juga tidak boleh sembarangan. Ada baiknya memakai payung yang memiliki dua lapisan, seperti yang sedang tren baru-baru ini.
"Ada kain atas dan ada kain bawahnya, itu much better."
Payung Dua Lapis Saat Hari Tanpa Bayangan
Payung dua lapis yang dimaksud Ivony adalah yang bisa dilipat ke atas lalu memiliki pelindung kain sebanyak dua lapis. Mengapa ini perlu dipakai selama merasakan hari tanpa bayangan?
"Payung dua lapis, otomatis akan lebih menahan sinar dari matahari itu. Jadi (sinar matahari) tidak bisa lewat," ujarnya.
Warna payungnya pun tidak boleh yang cerah, seperti putih maupun merah jambu, misalkan. Melainkan harus yang warna hitam.
"Kalau cuma selapis, apalagi warnanya putih atau yang cerah-cerah, sinarnya masih bisa melewati wajah kita. Kalau yang dua lapis, apalagi warna hitam dan lebar, sinar matahari yang melintasi di kepala kita tidak mengenai tubuh ini,"
Selain itu, jangan lupa pakai sunblock. Kecukupan air juga harus terpenuhi sebelum fenoma hari tanpa bayangan itu muncul.
"Kulit kalau semakin panas, risiko untuk mengalami dehidrasi pun semakin tinggi," katanya.
Advertisement