Erick Thohir: Pengelolaan Uang Pajak Ibarat Sepak Bola Liga Inggris

Uang pajak sangat berperan penting, salah satunya untuk penyelenggaraan Asian Games.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 20 Mar 2018, 21:16 WIB
Ketua Umum INASGOC, Erick Thohir hadir dalam membagian medali di Lapangan Panahan, GBK, Jakarta, Kamis (15/2/2018). Indonesia Compound Putra mendapat perunggu dan Putri meraih emas. (Bola.com/Asprilla Dwi Adha)

Liputan6.com, Jakarta - Pendiri Mahaka Group, [Erick Thohir],(3384842 "") menyatakan, pajak memiliki peran penting dalam berbagai hal di Indonesia. Salah satunya untuk menyukseskan sebuah perhelatan besar kelas dunia, seperti Asian Games 2018.

Ketua Panitia ajang olahraga terbesar se-Asia itu juga mengatakan, uang pajak yang masyarakat bayarkan, akan kembali dinikmati masyarakat. 

"Contoh kebetulan saya di Asian Games, acara ini ada karena uang pajak. Dari Rp 6,6 triliun acara Asian Games ini, Rp 5,6 triliun (berasal) dari pemerintah, dan Rp 1 triliun dari sponsor," katanya di Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Wajib Pajak Besar, Jakarta, Selasa (20/3/2018).

Menurut Erick, ada tiga hal penting yang harus diperhatikan oleh pelaku pajak, yaitu image, profesionalisme, dan transparansi.

Terkait profesionalisme dan transparansi, Presiden klub Internazionale Milan itu turut membuat perbandingan dalam konteks bisnis sepak bola.

"Coba kita lihat sepak bola liga Inggris. Kenapa jadi tontonan besar di dunia? Karena profesional dan transparan. Jadi saya rasa sama di pajak, harus diterapkan seperti itu. Makin hari harus makin profesional dan makin transparan, sehingga memberikan orang kepercayaan," pungkas Erick Thohir


Dengar GBK Dirusak, Menteri Basuki Menangis

Warga berolahraga melintasi pintu masuk zona 9 Stadion Utama Gelora Bung Karno yang rusak pada Final Piala Presiden 2018, Jakarta, Minggu (18/2). Kerusakan disebabkan suporter salah satu tim sepakbola yang merangsek masuk. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuldjono menyayangkan kerusakan yang terjadi di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) pascafinal Piala Presiden 2018.

Basuki menjelaskan, perjuangan Indonesia membangun kawasan GBK untuk bisa menjadi tuan rumah Asian Games 2018 sudah cukup panjang. Berbagai renovasi dilakukan besar-besaran untuk meyakinkan dunia internasional akan kemampuan Indonesia sebagai tuan rumah.

"Kemarin pas kejadian, saya di Jogja, saya lihat di media sosial itu saya nangis betul, ini kan perjuangan kita memperbaiki untuk Asian Games 2018, kita sudah siang malam kerja, kok bisa ada yang merusak," kata Basuki di GBK, Senin (19/2/2018).

Dalam penyelenggaraan Asian Games 2018, Menteri PUPR ditugaskan menjadi Ketua Bidang Sarana, Prasarana dan Infrastruktur pendukung lainnya. Untuk itu, jika terjadi kerusakan atau konstruksi lainnya, itu menjadi tanggung jawabnya.

Pembangunan Gelora Bung Karno ini, kata Basuki, bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). APBN, sambungnya, didapatkan dari pajak yang dibayarkan masyarakat. Seharusnya, masyarakat bisa menjaga apa yang sudah dibangun oleh pemerintah.

Sedikit membandingkan dengan masyarakat Surabaya, Basuki ingin warga Jakarta dan sekitarnya meniru ketertiban masyarakat Surabaya.

"Buat taman itu tidak murah, di Surabaya itu orangnya tertib-tertib, taman itu tanpa pagar tapi bisa dijaga. Masak orang Jakarta yang lebih metropolitan kalah sama orang Surabaya?" sindir Basuki.

Sebelum Asian Games 2018, Stadion Utama GBK masih akan menyelenggarakan beberapa pertandingan internasional. Untuk itu, Basuki berpesan untuk kejadian ini tidak terulang kembali.

"Kalau soal kerusakan Gelora Bung Karno pasti akan kita perbaiki, tapi yang disayangkan kok bisa dirusak? Makanya saya mengimbau untuk selanjutnya bisa tertib," pungkas Basuki. 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya