Liputan6.com, Jakarta Kehadiran program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) yang diselenggarakan BPJS Kesehatan meringankan beban biaya pasien kanker. Sebelum JKN-KIS hadir di 2014, banyak pasien kanker memilih tak berobat karena tak sanggup membayar pengobatan.
Advertisement
"Dulu, sebelum ada BPJS Kesehatan, kadang-kadang ada pasien yang didiagnosis kanker bilang 'Saya pulang saja dok, daripada keluarga saya harus terlilit hutang, saya pulang aja, mati di rumah'," kata Ketua Yayasan Kanker Indonesia, Aru Sudoyo dalam acara bertajuk War Cancer on South East Asia di Jakarta, Rabu (20/3/2018).
"Nah, sekarang enggak gitu, (biaya) diganti sama BPJS Kesehatan," tambah Aru.
Aru tak menampik dalam perjalanan program JKN-KIS ini masih memiliki kekurangan. Namun, paling tidak, sudah banyak pasien kanker tertolong karena menjadi anggota program asuransi sosial yang didirikan sejak 2014 ini.
Saksikan juga video menarik berikut:
Sistem gotong royong
Program asuransi sosial JKN-KIS ini dilandasi sikap gotong royong, yakni peserta sehat membantu peserta sakit. Iuran dari peserta sehat akan digunakan untuk membiayai peserta sakit.
Per 1 Maret 2018, tercatat 193.535.881 jiwa penduduk Indonesia telah menjadi peserta program JKN-KIS. Peserta TNI yang terdaftar 1.576.112 jiwa dan anggota Polri 1.252.005.
Advertisement