Penyebab Banjir Bandang Landa Bandung hingga Libas Belasan Mobil dan Toko

Sebanyak 17 mobil yang terparkir rapi di garasi menumpuk di pojokan setelah terbawa arus banjir bandang yang melanda Kota Bandung kemarin.

oleh Arie NugrahaHuyogo Simbolon diperbarui 21 Mar 2018, 11:02 WIB
Banjir bandang landa Bandung pada Selasa, 20 Maret 2018. (dok. Basarnas Jawa Barat/Huyogo Simbolon)

Liputan6.com, Bandung - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bandung merilis banjir bandang yang terjadi di Cicaheum, Kota Bandung, pada Selasa, 20 Maret 2018, dipicu hujan dengan intensitas sangat deras di Kawasan Bandung Utara (KBU).

Dari hasil pengamatan pos hujan observasi Lembang, curah hujan yang terjadi di kawasan Bandung Utara mencapai 45 milimeter. Tingginya curah hujan didasarkan atas terbentuknya awan Cumulonimbus di sekitar daerah itu.

"Faktor regional, adanya pertemuan angin (konvergensi) serta adanya belokan angin (shearline) di sekitar wilayah KBU sehingga berpotensi terhadap pembentukan awan-awan konvektif potensial hujan," ujar Kepala BMKG Klas 1 A Bandung, Toni Agus Wijaya dalam siaran tertulisnya, Rabu (21/3/2018), dilansir Antara.

Tak hanya itu, terdapat anomali suhu permukaan laut di perairan Jawa Barat yang cenderung hangat sehingga berpeluang terjadi pembentukan awan-awan potensial hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.

Menurut Toni, berdasarkan data klimatologi, Maret merupakan bulan dengan curah hujan paling tinggi untuk wilayah Bandung.

Saat ini, kata dia, masih merupakan periode musim hujan yang diperkirakan masih berlangsung hingga Mei. Dari data pos hujan Lembang, curah hujan yang tercatat masuk kategori sedang hingga lebat.

"Oleh karena itu, langkah-langkah antisipasi dalam menghadapi peningkatan curah hujan masih perlu dilakukan baik dengan melakukan kebersihan saluran air sehingga pada saat terjadi curah hujan ekstrem tidak menimbulkan genangan/banjir," kata dia.

 

 


Belasan Mobil Hanyut

Sebanyak 17 mobil yang terparkir rapi di garasi menumpuk di pojokan setelah terbawa arus banjir bandang yang melanda Kota Bandung kemarin. (Liputan6.com/Huyogo Simbolon)

Hujan deras yang mengguyur kemarin, mengakibatkan Sungai Cicabe di Kelurahan Cicaheum, Kecamatan Kiaracondong, meluap. Air dan lumpur bahkan meluber hingga ke Jalan Ahmad Yani.

Banjir bandang itu juga turut merusak 17 unit kendaraan roda empat. Ketujuh belas mobil tersebut sedang berada di sebuah garasi milik Lutfi Ali (23), warga Jalan Ahmad Yani No 874.

"Air masuk sampai setinggi 1,5 meter, kebetulan di garasi ada 17 mobil," kata Lutfi kepada Liputan6.com.

Pantauan di lokasi, belasan mobil yang terendam juga rusak akibat terseret arus Sungai Cicabe. Mobil tersebut menumpuk di pojok garasi. Saat kejadian, Lutfi mengaku sedang tidak berada di lokasi.

"Ini saya baru sampai sekitar satu jam lalu dari Bandung Selatan. Empat mobil saya juga ikut terendam dan rusak," ujarnya.

Lutfi menuturkan, para pemilik mobil sudah mengetahui kondisi kendaraannya."Besok ditarik dulu semua keluar garasi terus dibersihin. (Pemilik mobil) sudah pada tau besok akan ada proses penderekan," jelasnya.

Dia memperkirakan kerusakan tersebut menyebabkan kerugian puluhan juta. Biaya perbaikan satu unit mobil saja diperkirakan mencapai Rp 5 juta.


Terjang Rumah

Sebanyak 17 mobil yang terparkir rapi di garasi menumpuk di pojokan setelah terbawa arus banjir bandang yang melanda Kota Bandung kemarin. (Liputan6.com/Huyogo Simbolon)

Selain merusak kendaraan, banjir bandang juga menerjang rumah dan toko. Yoshua Simanjuntak (21), salah satu pemilik toko pakaian mengaku pasrah akan bencana yang menimpa tokonya.

"Saya jualan batik ulos, semuanya ludes. Barang-barang elektronik semuanya rusak," kata Yoshua yang menaksir kerugian hingga puluhan juta rupiah.

Warga yang rumahnya terdampak banjir, Aan (52) juga mengalami nasib serupa. Rumah dan satu unit motor rusak berat akibat banjir.

"Kebetulan itu rumah saudara saya, lagi ditinggal. Saya sedang menunggu mereka pulang," ujarnya.

Sementara itu, hingga pukul 22.00 WIB, warga dan petugas masih membersihkan material banjir di Jalan Ahmad Yani. Meski air sudah surut, lumpur dan benda-benda yang terbawa hanyut memenuhi jalan raya. Akibatnya, kendaraan yang melintas harus mengerem kecepatannya di jalan itu.


Cimahi Terdampak

Ilustrasi Foto Banjir (iStockphoto)​

Delapan daerah di Kota Cimahi, Jawa Barat, terdampak banjir yang diakibatkan oleh hujan deras disertai angin kencang yang terjadi pukul 16.55 WIB itu. Kondisi infrastruktur yang tak memadai membuat arus air tak tertampung. Belum lagi, sejumlah barang menyumbat selokan.

Tak hanya banjir, sejumlah pohon yang sebagian besar di jalan raya juga tumbang. Akibatnya, kemacetan tak terhindarkan. Selain itu, pohon tumbang di Jalan Encep Kartawirya menimpa sebuah rumah.

Kepala Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cimahi, Dani Bastian menyebutkan delapan daerah terdampak bencana berada di Kecamatan Cimahi Utara dan Kecamatan Cimahi Tengah. Untuk itu, BPBD segera menangani bencana dengan memotong pohon tumbang, memantau area banjir, dan menyedot luapan air banjir.

"Dalam penanganan banjir ini, berkoordinasi dengan Damkar Kota Cimahi, Dinas LH dan Tagana," kata Dani kepada Liputan6.com, Bandung, Selasa, 20 Maret 2018.

Dani menjelaskan banjir di Baros menggenangi 16 rumah yang dihuni 17 kepala keluarga setara dengan 48 jiwa, termasuk di antaranya enam balita. Banjir terparah terjadi di Jalan Sangkuriang Barat, Kelurahan Cipageran, yang merendam 25 rumah dan empat rumah lainnya rusak akibat tertimpa benteng ambruk.

"Per pukul 19.55 WIB daerah yang lain sudah surut kecuali yang di depan Vidia Chandra," ujar Dani.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya