Liputan6.com, Jakarta Menteri Ketenagakerjaan, M. Hanif Dhakiri, mengatakan bahwa dampak era digitalisasi dan bonus demografi akan menyebabkan muncul dan hilangnya sejumlah pekerjaan.
Untuk mengantisipasi 'terbunuhnya' sejumlah pekerjaan akibat perkembangan teknologi informasi, pihaknya telah menyiapkan pemetaan sektor pekerjaan yang bakal tumbuh dan menyusut dalam 15 tahun ke depan.
Advertisement
“Intinya perubahan industri sebagai akibat revolusi teknologi informasi harus diantisipasi secara cepat karena di satu sisi menciptakan peluang kerja baru, tapi di sisi lain juga membunuh pekerjaan yang lama,“ ujar Hanif, saat rapat kerja dengan Komisi IX DPR yang dipimpin oleh Ketua Komisi IX DPR, Dede Yusuf, di gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (20/3/2018).
Namun demikian, dirinya mengajak semua pihak tetap optimis menghadapi revolusi industri yang terjadi sejak tahap 1 hingga 4.
“Masalahnya tinggal apakah survive di negara kita lebih cepat dari negara lain atau tidak. Karena itu, kuncinya selain terletak pada kualitas juga speed," ucap Hanif.
Adapun sejumlah pekerjaan yang akan tumbuh selama 2017-2020 adalah trainer, perawat, manajer keuangan, pengacara, agen penjualan, analis, terapis fisiologis, penasihat keuangan, SDM, perawat, dokter, programmer, dan pekerja layanan berita reguler.
Namun, Hanif mengakui terdapat sejumlah pekerjaan yang mengalami penurunan, yakni manajer administrasi, mekanis, tukang cetak, pengantar surat, sopir, petugas ekspedisi, pekerja pabrik, operator, tukang jahit, perangkat komunikasi, dan penyiar radio.
Sementara itu, pada 2021-2025 ihwal mengenai pemeliharaan dan instalasi, mediasi, medis, analis data, manajer sistem informasi, konselor vokasi, dan analis dampak lingkungan akan tumbuh. Sebaliknya, pekerjaan yang akan mengalami penurunan adalah resepsionis, tukang kayu, desainer tiga dimensi, pengolah semikonduktor, teller bank, petugas travel agent, juru masak fast food, dan operator mesin.
Berikutnya, lanjut Hanif, selama 2026-2030, jenis pekerjaan perancang, pemograman kecerdasan bautan, perancang dan pengendali mesin otomasi, serta perancang software dan game online akan bermunculan.
“Tapi jenis pekerjaan ahli las, staf akuntan, operator mesin, sopir truk, dan ahli mesin mulai tersingkir. Padahal jumlah sopir truk kita ada sekitar 6 juta," kata dia.
(*)