Resign demi Pasangan, Apakah Keputusan Tepat?

Resign karena pasangan dan tak bisa dihindarkan, apakah ini keputusan yang baik dan benar?

oleh Annissa Wulan diperbarui 22 Mar 2018, 12:45 WIB
Ilustrasi stres (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Resign atau keluar dari pekerjaan tentu bukan keputusan yang mudah, terutama jika Anda memutuskan hal ini karena orang lain, seperti pasangan. Meghan Markle sempat mengejutkan semua orang dengan pengumumannya tidak akan bermain peran hingga dirinya menikah dengan Pangeran Harry, seperti dilansir dari bravotv.com, Kamis (22/3/2018).

Satu hal yang mungkin juga terlintas di benak Anda, apakah ini adil untuk resign demi pasangan? Meghan Markle jelas memiliki pendapatan untuk diri sendiri dengan bermain peran, lantas mengapa ia harus memutuskan untuk berhenti dan mengikuti calon suaminya?

Meghan Markle bahkan menutup semua akun media sosialnya. Dr. Elizabeth Lasky, seorang ahli mengatakan keputusan resign ini baik-baik saja selama Anda tidak merasa dikontrol oleh siapa pun.


Apa boleh resign dari pekerjaan demi pasangan?

Ilustrasi stres (iStockphoto/hobo_018)

Seseorang tidak seharusnya berhenti bekerja untuk pasangannya, terutama jika ada faktor paksaan. Ketika satu pihak memiliki kekuatan dan kontrol dalam sebuah hubungan, maka pihak ini akan mampu melakukan segala hal, seperti meminta keluar dari pekerjaan, berhenti berbicara dengan teman-teman, atau berhenti melakukan hobi tertentu.

Jika dalam menjalin sebuah hubungan cinta, pasangan tidak mengizinkan Anda untuk bekerja, maka ini disebut sebagai pelecehan finansial. Hal ini menghilangkan kemandirian dan membuat Anda tetap bergantung pada pasangan.


Apa boleh resign dari pekerjaan demi pasangan?

Ilustrasi stres (iStockphoto)

Semua jenis hubungan membutuhkan kompromi. Masuk akal jika Anda harus mengorbankan satu hal dengan hal lainnya yang lebih besar secara keseluruhan, seperti keluar dari pekerjaan untuk mengurus rumah dan anak-anak. Bagaimana menurut Anda?

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya