Mengenal Kota Tanpa Siang di Alaska, Tertarik Tinggal di Sini?

Kota Utqiagvik dikenal sebagai kota tanpa siang. Matahari hanya bersinar tiga sampai enam jam saja setiap hari.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Mar 2018, 07:00 WIB
Kota Utqiagvik dikenal sebagai kota tanpa siang, matahari hanya menyinari tiga sampai enam jam saja setiap harinya (Sumber foto: adn.com)

Liputan6.com, Jakarta Salah satu kota bernama Utqiagvik di Alaska, Amerika Serikat, sering disebut sebagai kota tanpa siang. Bukan tanpa alasan, sebutan tersebut memang benar adanya.

Dilansir dari usatoday.com, matahari di kota ini hanya bersinar selama tiga sampai enam jam saja setiap harinya di sepanjang tahun.

Tidak seperti kondisi siang di Indonesia dengan terik matahari yang menyengat kulit, di Kota Utqiagvik sinar matahari hanya terasa sedikit hangat dan kondisi sekitar pun tampak seperti sore hari. Kota ini merupakan satu dari 11 kota paling utara di dunia.


Kota Kecil dengan Fasilitas Lengkap

saat musim dingin, suhu dikota ini bisa mencapai -25 derajat celsius (Sumber foto: tax.thomsonreuthers.com)

Luas wilayah kota ini hanya 55 kilometer persegi dengan jumlah penduduk sekitar 4.000 jiwa. Meskipun terbilang kota kecil, fasilitas di kota ini sangat lengkap, mulai dari rumah sakit, perpustakaan, sekolah, kantor pos, hingga bandara.

Udara di kota ini sangat dingin karena berada di lingkaran kutub utara. Pada musim dingin suhu udara bisa mencapai -25 derajat Celsius, sedangkan pada musim panas, suhu udara sekitar 5 derajat Celsius.


Kota Utqiagvik Sebelumnya Bernama Barrow

Karena kondisi tersebut, sebagian besar jalanan di kota Utqiagvik tidak beraspal karena beku. Selain itu mobil masyarakat di sana juga harus tetap dinyalakan, karena apabila mati, bahan bakar mobil akan membeku. Bahkan karena tebalnya salju yang menutupi rumah, sebagian besar warga di sana hanya menggores salju untuk membuat nomor rumah.

Sebelumnya Utqiagvik bernama Barrow, namun pada awal tahun 2017 nama Barrow diubah menjadi Utqiagvik atas keinginan penduduk. Utqiagvik merupakan kata yang berasal dari bahasa tradisional Inupiaq yang berarti tempat untuk mengumpulkan akar-akar atau dikenal sebagai kentang di negara tersebut. Tertarik tinggal di kota ini?

 

Penulis:

Latif Munawar

Reporter Sahabat Liputan6.com

Jadilah bagian dari Komunitas Sahabat Liputan6.com dengan berbagi informasi & berita terkini melalui e-mail: SahabatLiputan6@gmail.com serta follow official Instagram @sahabatliputan6 untuk update informasi kegiatan-kegiatan offline kami.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya