Liputan6.com, Bandung - Dalam peringatan HUT Kementerian BUMN yang ke-20, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno meminta kepada para perusahaan pelat merah untuk saling bersinergi dalam meningkatkan perannya di masyarakat. Rini juga berpesan untuk tidak saling bersaing antar-BUMN.
Tak hanya sinergi antar BUMN kelas kakap, melainkan Rini juga meminta untuk bersinergi dengan BUMN-BUMN kecil untuk bisa membantu meningkatkan bisnisnya.
Baca Juga
Advertisement
"Saya titip BUMN yang besar bantu BUMN yang kecil, apalagi yang senyum-senyum BUMN yang gede. Jangan lupa jaga BUMN yang kecil, karena sekarang sinergi BUMN masuk di KPI," kata Rini di Bandung Barat, Rabu (21/3/2018).
Bahkan, Rini mengancam kepada direksi yang tak melibatkan BUMN kecil ke dalam proyek bisnisnya. Dia akan memotong bonus tahunan para direksi tersebut.
"Kalau ada laporan BUMN yang besar susah dihubungi dan tidak ada sinergi, tantiem saya potong 1-2 persen," tegas Rini Soemarno.
Menurutnya di usia yang ke-20, BUMN sudah dewasa, sudah memahami apa yang harus dan tidak mesti dilakukan layaknya orang dewasa. Dengan esensi BUMN adalah perusahaan pemerintah, maka seluruh bisnisnya harus memiliki manfaat terhadap kesejahteraan rakyat Indonesia.
Rini menceritakan, saat dirinya menjadi pengusaha, banyak BUMN yang justru saling bersaing. Dengan budaya ini, maka dalam jangka panjang akan merugikan BUMN itu sendiri.
Bahkan, banyaknya BUMN yang merugi dalam beberapa tahun tersebut karena adanya sifat saling bersaing antar BUMN. Padahal sesama BUMN harus saling bersinergi.
"Saya ingat waktu di luar Kementerian BUMN, BUMN satu dengan BUMN lain saling berkompetisi. Dirut perbankan dulu satu sama lain tidak pernah ngomong. Kalau bisa umbul saling tarik-tarikan supaya dia punya paling depan. Kedua, BUMN karya, jelek sekali, kompetisi satu sama lain, saling motong, akhirnya bukannya menang malah buntung. Itu banyak kejadian, alhasil banyak BUMN kita yang sakit," tutup Rini Soemarno.
Pembebasan Lahan Proyek Kereta Cepat Rampung Akhir April 2018
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno meninjau perkembangan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung di Walini, Bandung Barat. Salah satu titik yang dikunjungi adalah pembangunan tunnel di lokasi yang tidak jauh dari penetapan Stasiun Walini.
Tunnel ini nantinya menjadi titik pembangunan yang membutuhkan waktu dan ketelitian khusus. Di sini menjadi titik utama konstruksi menyeluruh nantinya.
"Jadi tunnel ini nantinya akan memakan waktu pengerjaan yang lama, mungkin bisa mencapai dua tahun. Karena tanah di sini konturnya tidak sekeras yang tunnel Halim, jadi butuh kemampuan khusus," kata Rini di Walini, Rabu (21/3/2018).
Dia mengapresiasi seluruh pihak yang sudah terlibat dalam percepatan pembangunan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung ini. Adapun saat ini proses pembebasan lahan telah mencapai 56,5 persen.
Rini mengakui pembebasan lahan ini tidak sesuai target, yakni pada akhir 2016 awal seluruh masalah lahan sudah kelar. Namun, dia tetap yakin proyek ini akan terlaksana meski target penyelesaiannya mundur.
"Memang awalnya kita target awal 2019 selesai, tapi kita mohon maaf kalau sedikit lama. Harapannya akhir April lahan selesai dan kita konstruksi secara keseluruhan sehingga pada 2020 bisa commisioning," jelas dia.
Dengan demikian, Rini juga menginginkan pencairan pinjaman dari China Development Bank (CDB) bisa ditarik di akhir April. "Kia tidak tarik utang dulu karena pembebasan lahan belum selesai, daripada kita bayar bunga mahal kan," dia menandaskan.
Advertisement