Polisi Kesulitan Mencari Tahanan Kabur

Petugas kepolisian yang bertanggung jawab atas puluhan tahanan Polsek Senen yang kabur, akan ditindak. Sebagian besar para tahanan tak memiliki alamat dan tempat tinggal jelas.

oleh Liputan6 diperbarui 10 Mei 2002, 20:58 WIB
Liputan6.com, Jakarta: Sel tahanan yang tidak memadai dan kondisi rumah tahanan yang buruk diduga sebagai penyebab 24 tahanan Kepolisian Sektor Senen, Jakarta Pusat, kabur. Petugas yang bertanggung jawab atas peristiwa tersebut akan ditindak. Pernyataan itu disampaikan Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Inspektur Jenderal Polisi Makbul Padmanegara di Jakarta, Jumat (10/5) siang.

Hingga kini, sudah empat tahanan yang menyerahkan diri secara sukarela melalui keluarganya masing-masing, sekitar pukul 13.00 WIB tadi. Kapolres Jakpus Komisaris Besar Polisi Edmond Ilyas menyatakan, para tahanan yang belum ditemukan tidak membahayakan masyarakat. "Semua hanya kriminal jalanan," kata Edmond, saat dihubungi SCTV, petang tadi, lewat telepon. Kendati demikian, dia tetap meminta para tahanan yang masih buron segera menyerahkan diri.

Data yang dikeluarkan Dinas Penerangan Polda Metro Jaya menyebutkan, tujuh tahanan yang kabur dijerat pasal 365 Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana tentang Kasus Pencurian dan Kekerasan. Mereka antara lain adalah Heru Susanto, Edo Pardede, Nobon Sihombing, Candra Tagor, Junior Naibaho, Abdul Rahman Manullang, dan Didi Sukmadi. Sementara tiga tahanan yang dijerat pasal penggunaan narkotik dan obat-obatan berbahaya yakni Wahyudi, Subur, dan Rusmana.

Kemudian, delapan tahanan yang dijerat pasal 362 KUHP tentang Pencurian adalah Franky Panjaitan, Martin Final, Hendrik Marpaung, Marimbun Tambunan, Elan Sijabat, Anwar Syah, Hendra Achmad, dan B.P. Latu Altima. Seorang tahanan yang dijerat pasal 480 KUHP tentang Penadahan yaitu Maman Syah S. Tahanan Anton Sahmad dan Hendro Yudi dijerat UU Darurat 1951 tentang Kepemilikan Senjata Api. Diki bin Syakir dijerat pasal 351 KUHP tentang Penganiayaan. Dua orang lagi adalah Burhan Simanjuntak dan Roy P. Nababan yang dikenakan pasal 282 KUHP tentang Kesusilaan.

Saat ini tim gabungan dari Polda dan Kepolisian Resor di lima wilayah Jakarta telah dikerahkan buat memburu sisa tahanan yang buron. Seorang petugas intelijen yang ikut dalam pencarian mengaku kesulitan menemukan para tahanan tersebut. Menurut polisi yang keberatan menyebutkan nama, sebagian besar para tahanan tak memiliki alamat dan tempat tinggal jelas. Diduga, sebagian tahanan bersembunyi di sekitar kawasan Pasar Senen. Sejumlah tahanan lainnya diperkirakan melarikan diri dengan menumpang kereta api dari Stasiun Kereta Api Senen menuju Merak, Banten, dengan tujuan menyeberang ke Lampung [baca: Puluhan Tahanan Polsek Senen Kabur].

Seorang saksi mata yang sempat melihat para tahanan melarikan diri adalah Warsono. Pemulung berusia 47 tahun ini mengaku tak berani bertindak saat melihat para tahanan mengendap-endap di belakang Kantor Polsek Metro Senen. Namun dalam jarak 20 meter, dia mengaku melihat orang-orang yang tak dikenal tadi berlari. "Naluri saya mengatakan, mereka tahanan yang kabur," kata Warsono, saat berbincang di Studio Liputan 6 SCTV.

Memang saat itu, Warsono tak bisa melihat secara jelas ciri-ciri para tahanan. Tapi kesemua orang tadi menggunakan celana pendek dan kaos. Para tahanan berlari secara bertahap, kadang berdua, bertiga, atau berempat. Menurut pria yang tidak memiliki tempat tinggal tetap ini, para tahanan berpencar setelah menyeberang rel KA di kawasan Pasar Senen. Beberapa saat kemudian, Warsono melaporkan hal itu kepada petugas piket Polsek Senen. "Dari pada ditanya yang nggak-nggak, lebih baik melapor," ujar dia. Saat mengecek ruang tahanan, petugas kaget melihat sel di bagian kanan telah kosong. Warsono memperkirakan para tahanan lari sekitar pukul 3.30 WIB.

Sumber SCTV di Polsek Senen menuturkan, sekitar pukul 02.00 WIB, petugas sempat memeriksa ruang tahanan. Saat itu, semua tahanan masih berada di dalam sel. Para tahanan melarikan diri dengan menggergaji terali besi dengan dua buah gergaji besi dan membobol plafon. Mereka kabur di saat hujan mengguyur deras. Petugas menduga, aksi buron ini sudah dipersiapkan dengan matang. Sebab, menggergaji terali dan plafon cukup memakan waktu.(COK/Tim Liputan 6 SCTV)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya