Liputan6.com, Jakarta Saat seks terasa membosankan, mengapa tidak memanfaatkan sex toys untuk membakar gairah bercinta. Kata seksolog Zoya Amirin, kehadiran alat bantu seks ini bisa membuat seks terasa lebih playful.
Sex toys bisa jadi senjata ampuh di atas ranjang untuk mengatasi kebosanan bercinta dengan Si Dia. Seks bersama pasangan akan menjadi berat bila sex diartikan sebagai kewajiban atau rutinitas belaka. Kehadiran sex toys bisa menjadi variasi dalam bercinta, ungkap Zoya.
Advertisement
Kehadiran pihak ketiga ini pastinya mengubah suasana, biasanya sih menjadi lebih playful dan (terkadang) mengundang tawa. Membawa tawa di atas ranjang justru membuat kedua pasangan lebih rileks. Hal tersebut bagus buat memulai bercinta, jelas Zoya.
Tidak jarang sex toys menjadi penyelamat untuk memecah jeda kekosongan menuju permainan berikutnya. Di saat pasangan mengumpulkan energi untuk babak selanjutnya, Anda bisa bermain dengan senjata ini. Menelusuri titik-titik sensitif di depan pasangan bisa jadi pemandangan yang seksi bagi Si Dia, kan?
Saksikan juga video menarik berikut:
Komunikasikan dulu ke pasangan
Saat ingin menggunakannya, sebaiknya komunikasikan dahulu terhadap pasangan. Kedua belah pihak harus merasa happy menggunakannya, jangan sampai salah satunya justru merasa nggak nyaman, jelas Zoya.
Sebaiknya, pasangan bersama-sama mencari tahu tentang jenis sex toys yang ingin digunakan. Banyak, kok, sex toys untuk pasangan yang telah beredar. Oh ya, usahakan membeli lubricant di toko yang sama ketika kamu membeli sex toys karena ada beberapa jenis lubricant yang justru merusak alat kontrasepsi (baca: kondom), tambahnya.
Zoya menyarankan agar membeli sex toys di situs tepercaya atau di toko yang tersebar di luar negeri. Banyak sex toys yang beredar itu palsu di Indonesia. Maka lebih baik membeli ketika sedang bepergian ke luar negeri. Bila membeli di toko yang benar, penjual enggak akan keberatan untuk ditanya-tanya lebih dalam soal sex toys, tuturnya.
Bagi Zoya, penggunaan sex toys enggak akan mendatangkan masalah bila pengguna bisa mengontrol diri. Jangan sampai pengguna ternyata lebih merasa puas dengan kehadiran sex toys ketimbang pasangannya sendiri. Hal itu pastinya bisa mengancam keberlangsungan sebuah hubungan, tutupnya.
Bertambahnya minat terhadap sex toys belakangan, diakui Zoya nggak terlepas dari beredarnya novel yang diangkat menjadi sebuah film Fifty Shades of Grey. Zoya sendiri kurang setuju dengan cerita film ini, Perlu diingat film ini menyuguhkan elemen praktik seks BDSM (bondage/discipline, dominance/submission and sadism/masochism). BDSM adalah penyimpangan seks. Jadi, bukan sesuatu yang cool untuk dilakukan, tutupnya.
Sumber: fimela.com
Advertisement