Liputan6.com, Jakarta Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono buka suara terkait adanya keluhan dari masyarakat jika tarif beberapa ruas tol saat ini mahal. Hal ini menurutnya dapat diatasi dengan perpanjangan konsesi atau hak kelola Badan Usaha Jalan Tol (BUJT).
"Cara untuk menurunkan harga hanya ada satu celah, yaitu dengan memperpanjang konsesi. Yang sekarang harganya Rp 1300/km untuk golongan I itu konsensinya sekitar 35 sampai 40 tahun. Nah kalau ini bisa diperpanjang, mungkin ini bisa turun di bawah Rp 1.000," jelas dia di Gedung DPR, Rabu (21/3/2018).
Advertisement
Basuki mengatakan, perpanjangan konsesi BUJT ini merupakan perintah dari presiden yang saat ini masih didiskusikan antara Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT) dan Jasa Marga.
"Kami sudah diperintahkan Presiden ya. Dan Presiden juga sudah dengar keluhan itu. BPJT dan Jasa Marga sedang melihat bagaimana caranya untuk bisa menurunkan harga dan hanya ada satu celah. Hal ini ialah dengan memperpanjang konsesi yang sekarang harganya Rp 1300/km untuk golongan I itu konsesinya sekitar 35 sampai 40 tahun," jelas dia.
Namun dia mengaku belum bisa memastikan seberapa lama perpanjangan konsesi tersebut. "Nah seberapa lama perpanjangannya ini masih kita lihat dulu. Misalnya 45 tahun itu berapa harganya, 50 tahun berapa harganya, 60 tahun berapa harganya, nanti baru kita putuskan. Tahun ini kita putuskan," dia menambahkan.
Direktur Utama PT Jasa Marga, Desi Aryani berpendapat hal ini kemungkinan bisa dilakukan pada proyek jalan tol yang baru akan dimulai, bukan proyek yang jalan tol yang sudah berjalan atau sudah selesai.
"Mungkin saja, untuk ruas yang belum ini kan bisa, kan masih banyak yang belum beroperasi. Kalau yang sudah ada perjanjian mau diubah bagaimana," dia menandaskan.
BPTJ Klaim Aturan Ganjil Genap Sukses Urai Kemacetan di Tol Jakarta-Cikampek
Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) mengklaim jika pemberlakuan skema ganjil-genap di ruas tol Jakarta-Cikampek berhasil mengurai kemacetan.
"Dari hasil evaluasi terjadi peningkatan kecepatan ke 60 km/jam. Saya coba sendiri bisa sampai 90 km/jam. Kecepatan bisa dimaintain dengan baik," ungkap Kepala BPTJ, Bambang Prihartono, di Menara Kadin, Jakarta, Rabu (21/3/2018).
Selain itu, pasca pemberlakuan kebijakan anyar ini, waktu tempuh dari Bekasi menuju Jakarta menjadi jauh lebih cepat dari waktu sebelumnya.
"Waktu tempuh meningkat. Dari Bekasi ke Cawang yang biasanya 1,5 jam sekarang 47 menit," kata dia.
"Yang kami khawatirkan jalan Arteri Kalimalang (akan macet), ternyata clean, hijau (lancar). Dari arah Depok ke Japek relatif lancar. Bahkan ada testimoni arus dari Bandung pagi hari lancar," lanjut dia.
Lebih jauh, Kata Bambang, terjadi perubahan pola pergerakan orang. Masyarakat yang biasanya menggunakan Gerbang Tol (GT) Bekasi Barat 1, GT Bekasi Barat 2 dan Bekasi Timur, kini sudah mulai mencari alternatif pintu tol lain.
"Orang sekarang lagi mencari bentuk. Misalnya, dia berusaha lewat pintu tol tambun, lewat tol Cikunir, artinya beban sudah mulai terbagi rata," jelas dia.
"Orang berangkat lebih pagi. Ini bagus. Kebijakan ini termasuk sukses karena sudah terbagi beban, selama ini hanya jam 06.00-09.00 sekarang mulai berangkat lebih pagi," tandasnya.
Untuk diketahui, Pemerintah resmi memberlakukan pembatasan kendaraan pada ruas tol Jakarta - Cikampek lewat skema ganjil genap.
Pengaturan tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) Nomor 18 tahun 2018 tentang pengaturan lalu lintas selama masa pembangunan proyek infrastruktur strategis nasional di ruas tol Jakarta-Cikampek.
Pemberlakuan ganjil genap tersebut berlaku setiap hari Senin hingga Jumat pada pukul 06.00 hingga pukul 09.00 WIB. Pemberlakukan ganjil genap sendiri nantinya akan berlaku pada tiga titik, yakni Gerbang Tol (GT) Bekasi Barat 1, GT Bekasi Barat 2 dan Bekasi Timur.
Reporter: Wilfridus Setu Umbu
Sumber: Merdeka.com
Advertisement