Jokowi: Kritik Itu Harus Berbasis Data, Jangan Asbun

Jokowi menegaskan pemerintahannya terbuka menerima kritik untuk perbaikan.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 22 Mar 2018, 03:10 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat menerima pimpinan bank umum Indonesia di Istana Negara, Jakarta, Kamis (15/3). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Jokowi menegaskan pemerintahannya terbuka menerima kritik. Hanya saja, kritik itu harus berdasarkan data.

Hal ini disampaikan Jokowi saat membuka Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Perindo.

"Kritik itu penting untuk memperbaiki kebijakan yang ada. Tetapi kritik itu harus berbasis data. Kritik itu harusnya tidak asbun, asal bunyi," kata Jokowi di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Rabu (21/3/2018).

Jokowi mengatakan kritik itu penting. Apalagi, sambung dia, kritik menjadi masukan perbaikan kebijakan yang ada saat ini.

Akan tetapi, mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengingatkan agar kritik yang disampaikan tidak mengandung unsur cemooh, fitnah, dan hujatan.

"Kritik dengan menghujat itu beda. Kritik dengan fitnah juga beda. Kritik itu mestinya dimaksudkan untuk mencari kebijakan yang lebih baik," ucap Jokowi.


Kritik Amien Rais

Warga mengambil gambar Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat tiba di hotel tempatnya menginap di Sydney, Australia, Jumat (16/3). Kedatangan Jokowi kali ini untuk menghadiri ASEAN-Australia Special Summit 2018. (Liputan6.com/Pool/Biro Pers Setpres)

Kritik kepada pemerintah yang sedang menjadi polemik dilontarkan politikus senior PAN, Amien Rais. Ia menuding program bagi-bagi sertifikat yang dilakukan pemerintah mengandung kebohongan. 

Kritik itu ditanggapi Kemenko Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan. Pro-kontra pun bergulir. 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya