Banjir Bandang di Cicaheum Kejutkan Pemkot Bandung

Pemerintah Kota Bandung menetapkan status tanggap darurat setelah banjir bandang menerjang kawasan Cicaheum, dua hari lalu.

oleh Arya PrakasaHuyogo Simbolon diperbarui 22 Mar 2018, 12:30 WIB
Pemerintah Kota Bandung menetapkan status tanggap darurat setelah banjir bandang menerjang kawasan Cicaheum, dua hari lalu. (Liputan6.com/Huyogo Simbolon)

Liputan6.com, Bandung - ‎Usai banjir bandang disertai lumpur melanda kawasan Cicaheum, Kota Bandung, Selasa, 20 Maret 2018, Pemerintah Kota Bandung menetapkan status tanggap darurat. Pemerintah akan secepatnya mengevaluasi bangunan di sempadan sungai.

Pejabat sementara Wali Kota Bandung, Muhammad Solihin, mengatakan, banjir bandang di Cicaheum di luar prediksi pemerintah kota. Saat hujan deras melanda kawasan Bandung Raya, pemerintah terlalu fokus dalam penanganan banjir di Gedebage.

"Kemarin itu kejadian banjir yang luar biasa dan di luar prediksi," kata Solihin saat meninjau lokasi banjir bandang di Jatihandap, Cicaheum, Rabu, 21 Maret 2018.

Usai meninjau beberapa titik terparah banjir, dia memerintahkan jajarannya bergerak cepat dalam memberikan bantuan serta memitigasi bencana. "Kita sudah berikan bantuan baik dari dinas sosial, dinas ketahanan pangan, maupun dinas pemadam kebakaran. Dari masyarakat juga sudah banyak yang masuk," kata dia.

Penetapan status tanggap darurat, kata Solihin, akan berlaku hingga kondisi di dua kecamatan yang terdampak banjir bandang di Cicaheum pulih sepenuhnya. Dua ‎kecamatan tersebut, yakni Kecamatan Mandalajati dan Kecamatan Kiaracondong.

"Sampai selesai, sampai masyarakat bisa terselesaikan dengan baik walaupun tidak sempurna," ucap dia.

‎Dia mengatakan, hal ini menjadi pelajaran bagi Pemerintah Kota Bandung agar menangani bencana secara integrasi bukan parsial.‎ Dalam kunjungannya, dia mendapat beberapa catatan yang harus segera diselesaikan, seperti perbaikan jembatan yang rusak, pemberian seragam sekolah, pakaian bagi korban, perbaikan rumah, serta mengevaluasi bangunan di sempadan sungai.

"Bantuan pun ada di posko, karena yang masuk dan dikeluarin tercatat. Itu harus dalam satu pintu," kata dia.‎

 

 

 


Butuh Kerja Sama

Sebanyak 17 mobil yang terparkir rapi di garasi menumpuk di pojokan setelah terbawa arus banjir bandang yang melanda Kota Bandung kemarin. (Liputan6.com/Huyogo Simbolon)

Berdasarkan temuan di lapangan, Solihin mengatakan penanganan banjir tidak bisa oleh Pemkot Bandung saja. Masalah ini harus dengan ditangani bersama dengan daerah otonomi yang lain, termasuk Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat (KBB).

"Kita akan lakukan koordinasi dengan KBB dan Kabupaten Bandung agar penanganannya tidak parsial, tapi penanganannya bersama-sama. Sehingga hasilnya bisa dimanfaatkan dengan baik," ujar Solihin.

Untuk mengantisipasi banjir susulan, Pemkot Bandung akan mengerahkan perangkat daerah di Kota Bandung untuk menjaga ketika hujan tiba. "Jadi kita tetap fokus, khususnya di lokasi Gedebage dan sekitarnya," kata Solihin.

Di luar itu, Solihin mengatakan, kejadian ini merupakan peringatan untuk seluruh warga Bandung. Bencana yang telah terjadi harus diselesaikan dengan terintegrasi.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung, Elly Wasilah mengatakan 2,3 ton beras premium sudah didistribusikan kepada korban banjir bandang. Jumlah tersebut masih kurang sehingga Dispangtan akan menambah bantuan sebanyak 6 ton.

"Ini baru hitungan untuk 229 KK, sedangkan di Mandalajati hampir 500 KK. Sehingga kita akan berikan bantauan lagi besok 6 ton dengan bertahap," ujarnya.

Sedangkan, bantuan yang diberikan oleh Dinas Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan Kota Bandung di antaranya beras 100 karung, mi instan 100 dus, dan kecap manis 100 buah. Bantuan diserahkan dan diterima langsung oleh Camat Kiaracondong dan Camat Mandalajati di Posko Bencana Banjir di Kelurahan Cicaheum, Kecamatan Kiaracondong.

Berdasarkan catatan, korban terdampak di Kelurahan Jatihandap, Kecamatan Mandalajati sebanyak 229 Kepala Keluarga (KK), Kelurahan Pasirlayung Kecamatan Cibeunying Kidul sebanyak 35 KK dan Kelurahan Cicaheum Kecamatan Kiaracondong sebanyak 500 (KK).


Jalan Alternatif

Banjir bandang landa Bandung pada Selasa, 20 Maret 2018. (dok. Basarnas Jawa Barat/Huyogo Simbolon)

Meski banjir bandang di Cicaheum sudah surut, arus lalu lintas sekitar ‎kawasan tersebut masih macet karena lumpur masih tersisa. ‎Pantauan lapangan, dari jalur Bandung Kota menuju Ujungberung, kemacetan dimulai dari Jalan Surapati atau sekitar lima kilometer. Sementara dari arah sebaliknya, ekor kemacetan berada di Cikadut atau sekitar empat kilometer.

Kasat Lantas Polrestabes Bandung, AKBP Agung Reza mengatakan, pengalihan arus akan diberlakukan apabila ketika berlangsung pengangkutan lumpur saja. Kemacetan yang terjadi di kawasan tersebut, kata dia, masih dalam keadaan merayap‎.

"Sekarang masih selektif bisa dilalui, jadi hanya saat pengangkutan lumpur saja kita berlakukan pengalihan tapi tidak dilakukan pengalihan total," kata Reza di Markas Polrestabes Bandung, Rabu, 21 Maret 2018.

‎Reza berharap lumpur secepat mungkin dibersihkan agar lalu lintas bisa kembali normal. Dia mengatakan, akan sulit mencari jalan alternatif karena karena di kawasan Antapani, Kota Bandung, juga masih berlangsung evakuasi mobil yang terseret banjir.

"Mungkin sore ini bisa diupayakan lancar karena aktifitas sudah mulai padat kalau sore, Kalau belum selesai kita lakukan contraflow. Arus lalu lintas tidak bisa dialihkan ke Antapani karena ada evakuasi mobil juga, jadi kalau cari jalur alternatif terlalu jauh ke Jalan Sukarno Hatta," ucap Reza.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Diskar PB) Kota Bandung, Ferdi Ligaswara mengimbau kepada pengendara untuk sementara tidak melewati jalur Cicaheum hingga proses evakuasi material lumpur selesai.

"Cari jalan alternatif lain, bisa ke Soekarno Hatta, meski jauh tapi tidak akan terjebak macet seperti di sini. Mohon maklum ini untuk keselamatan bersama karena banyak kendaraan roda dua yang tergelincir apabila pembersihan tidak dilakukan," kata Ferdi.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya