Berbahan Kayu, Bus Pownis Harganya Rp 55 Juta

Bus Pownis merupakan angkutan umum yang menghubungkan Pangkal Pinang - Sungai Liat yang beroperasi pada era '70 hingga '90an di Bangka Belitung.

oleh Yurike Budiman diperbarui 23 Mar 2018, 16:09 WIB
Bus Pownis yang dulunya digunakan sebagai angkutan umum dari Pangkal Pinang-Sungai Liat PP (Pulang Pergi).(Yurike/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta Bus Pownis merupakan angkutan umum yang menghubungkan Pangkal Pinang - Sungai Liat yang beroperasi pada era '70 hingga '90an di Bangka Belitung.

Bus ini menjadi salah satu bus klasik yang menarik perhatian pengunjung Indonesia Classic N Unique Bus (Incubus) 2018 di Kemayoran. Daya tariknya berasal dari bahan pembentuknya yang berbeda dari bus pada umumnya.

Bus Pownis berbahan kayu baik dari bodi, tempat duduk, maupun pintu dan jendela. Kayu yang dipakai ialah kayu Ubak.

Melihat bahannya yang dari kayu, berapa harga Bus Pownis saat dibeli oleh PT Timah, yang kini jadi pemiliknya?

"Belinya Rp 55 juta. Itu tahun 2016," kata Kepala Museum Timah Indonesia Pangkal Pinang, Muhammad Taufik, Kamis (22/3/2018) di pameran Incubus.

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:


Air Merembes ke Kabin

Jok dalam bus Pownis masih berbahan kayu. (Foto: Yurike Budiman)

Meski Taufik mengakui kelebihan Pownis ada pada tenaganya yang berasal dari truk Mitsubishi Colt Diesel 100PS, bus kayu keluaran 1987 ini juga memiliki kekurangan.

"Saat hujan ada air yang rembes ke dalam walau jendelanya sudah ditutup. Seperti kemarin sampai di ibukota kan hujan, itu ada percikan-percikan air yang masuk dari samping-samping (jendela) karena kan dari kayu," kata Taufik.

Menurutnya, sebelum menjadi kendaraan untuk Museum Timah, Pownis memang sudah pernah mengalami rembes.

"Dari dulu seperti itu ada rembesan air sebelum kami beli," ujarnya.

Kini, Pownis hanya tersisa dua unit saja di Bangka dan keduanya sudah menjadi hak milik PT Timah sejak 2016 lalu. Pownis digunakan Museum Timah sebagai kendaraan pengantar wisatawan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya